8 GOLONGAN ASNAF1. FakirSeseorang yang tidak mempunyai apa-apa harta atau pekerjaan atau menerima pendapatan dari sumber-sumber lain yang jumlahnya tidak sampai 50 peratus daripada keperluan harian dan keperluan tanggungannya dan tidak sampai 50 peratus daripada belanja hidup seseorang yang hidup sederhana dan orang-orang tanggungan. Show 2. MiskinSeseorang yang mempunyai pekerjaan atau hasil usaha yang hanya memenuhi sebahagian keperluan asasinya tetapi tidak mencukupi untuk menampung keperluan harian dan juga menampung orang-orang tanggungannya. 3. AmilMereka yang terlibat secara langsung dengan institusi zakat samada individu atau organisasi bagi mengurus dan mentadbir hal ehwal zakat termasuk pemungutan, agihan, urusan kewangan dan sebagainya. 4. MuallafMereka yang dijinakkan hatinya atau mereka yang diharapkan kecenderungan hatinya untuk menerima Islam atau yang memeluk Islam (tetapi belum kukuh Islamnya) ianya dibahagi kepada dua iaitua) Beragama Islam+ Baru memeluk agama Islam + Ketua-ketua kaum Islam yang baik hubungan dengan ketua-ketua bukan Islam yang sejawatan atau sama taraf dengannya. + Ketua-ketua kaum Islam yang masih lemah iman tetapi masih ditaati oleh orang- orang di bawah pimpinannya. + Orang-orang Islam yang tinggal di perbatasan yang berhampiran dengan negara musuh. b) Bukan beragama Islam + Boleh dipujuk supaya masuk Islam. + Boleh dipujuk supaya tidak merbahaya kepada orang Islam. 5. Al-RiqabMemerdekakan orang-orang Islam daripada cengkaman perhambaan dan penaklukan samada dari segi cengkaman fizikal atau mental seperti cengkaman kejahilan dan terbelenggu di bawah kawalan orang-orang tertentu. 6. Al-GhariminGolongan yang berhutang untuk memenuhi keperluan asas bagi kemaslahatan diri, keluarga tanggungannya atau masyarakat yang memerlukan penyelesaian segera dan dibenarkan oleh hukum syarak. 7. FisabilillahMana-mana orang atau pihak yamg melibatkan diri dalam suatu aktiviti atau aktiviti menegak, mempertahankan dan mendakwahkan agama Islam serta kebajikannya. 8. Ibnu SabilMana-mana orang dalam perjalanan bagi maksud-maksud yang diluluskan oleh syarak dari mana-mana negeri atau negara yang memerlukan bantuan Liputan6.com, Jakarta - Zakat adalah salah satu amalan yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang mampu. Zakat juga merupakan salah satu dari rukun islam. Dengan berzakat, kita bisa membantu orang lain yang kondisinya sedang kesulitan. Merujuk buku Fiqih Seputar Zakat Fitri karya Hanif Luthfi, Lc., MA menjelaskan, sebagaimana seorang juga wajib membayarkan zakat orang yang wajib dinafkahi. Misalnya, suami wajib membayarkan zakat istrinya. Begitu pula seorang bapak wajib membayarkan zakat fitrah anaknya yang masih wajib dinafkahi. "Membayar zakat bisa dilakukan sehari atau dua hari sebelum Idul Fitri kepada mereka yang berhak. Mendahulukan membayar zakat tersebut biasa dilakukan sahabat Nabi, sebagaimana hadis Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwa beliau berkata:"Mereka (para sahabat) dahulu menyerahkan zakat fitri satu atau dua hari sebelum Idul Fitri" (HR. Bukhari dan Abu Daud).
Zakat tidak asal diberikan kepada seseorang. Ada golongan-golongan orang yang berhak menerima zakat fitrah. Allah SWT berfirman. Dilansir dari merdeka.com, berikut 8 golongan orang yang berhak menerima zakat: 1. Fakir Golongan yang berhak menerima zakat pertama adalah seorang fakir. Orang fakir (orang melarat) yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak memiliki harta dan tidak mempunyai tenaga untuk menutupi kebutuhan dirinya dan keluarganya. 2. Miskin Golongan kedua yang berhak menerima zakat orang miskin. Orang miskin berlainan dengan orang fakir. Ia tidak melarat, ia mempunyai penghasilan dan pekerjaan tetap, tapi dalam keadaan kekurangan, tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan dirinya maupun keluarganya. 3. Amil Golongan yang berhak menerima zakat yang ketiga adalah amil zakat. Mereka adalah orang-orang yang mengurus zakat mulai dari penerimaan zakat sampai menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan. zakat yang terakhir yaitu seorang Ibnu Sabil. Ibnu Sabil adalah musafir yang berada di suatu negeri dan tidak memiliki sesuatu apa pun yang bisa membantunya dalam perjalanan. Maka ia berhak diberikan harta zakat secukupnya yang bisa digunakan untuk kembali ke kampung halamannya, meskipun dia memiliki sedikit harta. Ada 8 golongan yang wajib menerima zakat fitrah. Mereka adalah fakir, miskin, riqab,gharim, mualaf, fisabilillah, ibnu sabil, dan amil zakat. Orang-orang di luar 8 golongan tersebut tidak wajib dizakati. Kecuali mereka misalnya menjadi fisabilillah a... **Gempa Cianjur telah meluluhlantakkan Bumi Pasundan, mari bersama-sama meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur dengan berdonasi melalui: rekening BCA No: 500 557 2000 A.N Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan disampaikan dalam bentuk sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kita harapan mereka. Siapa saja golongan orang yang berhak menerima zakat fitrah?8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah. 1. Fakir. Adalah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. ... . Miskin. Di atas fakir, ada orang-orang yang disebut miskin. ... . 3. Amil. ... . Mu'allaf. ... . Riqab / Memerdekakan Budak. ... . 6. Gharim (Orang yang Memiliki Hutang) ... . 7. Fi Sabilillah. ... . Ibnu Sabil.. Apa orang yang fakir berhak menerima zakat?Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat. Dengan ayat Al-Qur'an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut: Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
Siapa saja yang tidak berhak menerima zakat fitrah?Dalam laman resmi NU.or.id, disebutkan ada dua golongan yang tidak boleh menerima zakat. Mereka adalah anak cucu keluarga Rasulullah SAW. Lalu, yang kedua adalah sanak famili orang yang berzakat, yaitu bapak, kakek, istri, anak, cucu dan lain-lain.
Apakah sebutan bagi orang yang mengurusi zakat?Jakarta - Orang yang bertugas mengurus zakat mulai dari mengumpulkan dan membagikan zakat kepada mereka yang berhak menerimanya disebut dengan amil zakat, sebagaimana dikutip dari buku Fikih, Zakat, dan Sedekah oleh Dr. Qodariah Barkah, M.H.I.
|