Hadis tersebut menunjukkan keutamaan semangat umat Islam beribadah di sepuluh terakhir malam Ramadan. Rasulullah memaksimalkan ketaatannya dalam memanfaatkan waktu di sepuluh hari terakhir Ramadan dengan meningkatkan ibadah, beritikaf, dan mengajak orang-orang di sekitarnya. Show
Selain hadis tersebut, juga diriwayatkan dari Hadis Al-Bukhari dan Imam Muslim yang berbunyi: “Dahulu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam apabila telah masuk 10 hari terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud dari mengencangkan ikat pinggangnya adalah bersungguh-sungguh beribadah dengan menjauhi istri-istrinya untuk tidak berhubungan badan selama sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Kesungguhan Rasulullah disebabkan oleh beberapa hal. Dilansir dari laman Kementerian Agama RI, berikut adalah sebab Rasulullah lebih meningkatkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadan: Kapan Malam Lailatul Qadar Ramadan 2022? Ini Tanda-tandanya Syariah - Tim Redaksi, CNBC Indonesia 20 April 2022 15:25 SHARE Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Muslim akan menghadapi malam Lailatul Qadar. Simak kapan datangnya malam lailatul qadar ramadan 2022 beserta tanda-tandanya Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu keistimewaan bagi umat Muslim di bulan Ramadan. Pada malam ini, umat Muslim dianjurkan untuk menundukkan diri seraya berdoa, memohon ampun, dan mengucapkan pujian kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Malam Lailatul Qadar juga merupakan sebuah malam yang memperingati peristiwa terjadinya malam bersejarah bagi agama Islam, yakni ketika malaikat Jibril pertama kali menyampaikan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad SAW. Saat peristiwa tersebut terjadi, wahyu pertama yang disampaikan oleh malaikat Jibril yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5. Dari peristiwa tersebut, dapat dikatakan bahwa malam Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Hal ini dikarenakan malam ini menjadi malam di mana wahyu pertama dari Allah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Lantas, kapan terjadinya malam Lailatul Qadar? Apa saja tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar? Simak penjelasannya lengkapnya berikut ini. Pengertian Malam Lailatul QadarSebelum membahas mengenai malam Lailatul Qadar, ada baiknya untuk mengetahui apa arti dari Lailatul Qadar. Lailatul Qadar berasal dari kata lailah yang berarti malam. Sedangkan qadar yang berarti mulia. Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat mulia. Malam ini lebih baik dari seribu bulan atau tiga puluh ribu malam yang setara dengan 83,33 tahun. Umat Muslim tidak ada yang mengetahuinya secara pasti mengenai datangnya Lailatul Qadar. Tetapi, malam Lailatul Qadar datang pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Terutama pada malam-malam ganjil. Berdasarkan tradisi islam, Nabi Muhammad SAW pertama kali mendapatkan wahyu ayat-ayat Al Quran setelah melalui periode perenungan dalam pengasingan. Malam Lailatul Qadar juga dimaknai sebagai malam ketika malaikat turun ke bumi, dengan membawa tugas untuk memberikan kedamaian, berkah, dan bimbingan sampai fajar terbit. Sebagian besar umat Muslim merayakan malam ini dengan beribadah dan berdoa, serta melakukan i'tikaf di masjid. Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar?Dikarenakan begitu besar keutamaannya, waktu turunnya malam Lailatul Qadar bahkan dirahasiakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala di sepuluh malam terakhir agar umat Muslim benar-benar bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Tetapi, ada hadits yang menyebutkan mengenai kapan datangnya malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan, yakni terdapat pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak ibadah, khususnya di 10 hari terakhir Ramadan agar bisa mendapatkan anugerah Lailatul Qadar. Dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: «إِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَأُنْسِيتُهَا وَهِيَ فِي العشر الأواخر من لياليها وهي طَلْقَةٌ بِلُجَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا لَا يَخْرُجُ شَيْطَانُهَا حَتَّى يُضِيءَ فَجْرُهَا» Artinya: "Sesungguhnya aku telah melihat malam Lailatul Qadar, lalu aku dijadikan lupa kepadanya; malam Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadan), pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan padanya terdapat rembulan; setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya." Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 21 berdasarkan hadits Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan i'tikaf di 10 malam pertama bulan Ramadan dan kami pun ikut bersamanya. Lalu datanglah Jibril kepadanya dan berkata "Yang engkau cari berada di depanmu.". Kemudian Nabi Muhammad SAW berdiri dan berkhotbah di pagi hari tanggal dua puluh Ramadan, beliau bersabda: «مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَرْجِعْ فَإِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي أُنْسِيتُهَا وَإِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الأواخر في وِتْرٍ وَإِنِّي رَأَيْتُ كَأَنِّي أَسْجُدُ فِي طِينٍ وَمَاءٍ» Artinya: "Barang siapa yang telah melakukan i'tikaf bersamaku, hendaklah ia pulang, karena sesungguhnya aku telah melihat malam kemuliaan itu. Dan sesungguhnya aku telah dibuat lupa terhadapnya, sesungguhnya malam kemuliaan itu berada di sepuluh terakhir bulan Ramadan pada malam-malam ganjilnya, dan sesungguhnya aku telah bermimpi seakan-akan diriku sedang sujud di tanah dan air (karena cuacanya hujan)." Lailatul Qadar di Malam-Malam GanjilAda juga riwayat lain yang mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada pagi hari tanggal 21 Ramadan. Diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab shahihnya masing-masing. Imam Syafi'i mengatakan bahwa hadits ini merupakan hadist yang sanadnya paling sahih. Pendapat lainnya juga ada yang mengatakan bahwa malam kemuliaan terjadi pada tanggal 23 Ramadan. Hal ini berdasarkan hadist Abdullah ibnu Unais dalam kitab Sahih Muslim dan hadist ini konteksnya mendekati hadistnya Abu Sa'id; hanyalah Allah yang Maha Mengetahui. Menurut pendapat lainnya lagi, malam kemuliaan terjadi pada tanggal 24 Ramadan. Sehubungan dengan hal ini Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: «لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ» Artinya: "Lailatul Qadar adalah malam dua puluh empat (bulan Ramadan)." Sanad hadits ini semua perawinya berpredikat siqah. Dalam sebuah hadist Rasulullah mengisyaratkan mengenai Lailatul Qadar. "Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Bulan Ramadan" (HR.Bukhari). Hadist tersebut mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadar itu datang pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir bulan Ramadan. Bisa saja malam Lailatul Qadar tersebut datang pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. Tanda-Tanda Malam Lailatul QadarAnda dapat merasakan datangnya malam Lailatul Qadar dengan tanda-tanda berikut ini: 1. Udara yang Tenang dan Sejuk Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah." 2. Sinar Matahari yang Teduh Salah satu tanda munculnya Lailatul Qadar yaitu ditandai dengan munculnya matahari dengan sinar yang sangat meneduhkan, tidak panas namun juga tidak cerah keesokannya. Hal ini dijelaskan oleh sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: "Keesokan hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan." (HR. Muslim) 3. Matahari Terbit dalam Keadaan Sempurna Pertanda Lailatul Qadar selanjutnya yaitu di pagi harinya, matahari terbit dalam keadaan sempurna, namun tidak bercahaya seperti biasanya. Melainkan seperti rembulan di malam purnama dan tidak diperbolehkan bagi setan untuk ikut muncul bersamaan dengan terbitnya matahari di hari itu. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad: عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْبَوَاقِي، مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ، فَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، وَهِيَ لَيْلَةٌ وِتْرٍ: تِسْعٍ أَوْ سَبْعٍ، أَوْ خَامِسَةٍ، أَوْ ثَالِثَةٍ، أَوْ آخِرِ لَيْلَةٍ". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إن أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَة، كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا، سَاكِنَةٌ سَجِيَّةٌ، لَا بَرْدَ فِيهَا وَلَا حَرَّ، وَلَا يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ يُرمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ. وَأَنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً، لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَلَا يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ" Dari Ubadah ibnu Samit, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Lailatul Qadar terdapat di malam sepuluh yang terakhir (dari bulan Ramadan); Barang siapa yang melakukan qiyam padanya karena mengharapkan pahala di malam-malam tersebut, maka Allah memberi ampunan baginya atas semua dosanya yang terdahulu dan yang kemudian. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang ganjil, yang jatuh pada malam dua puluh sembilan, atau dua puluh tujuh, atau dua puluh lima, atau dua puluh tiga, atau malam yang terakhir Keistimewaan Malam Lailatul QadarMalam Lailatul Qadar begitu sangat dinanti dan diharapkan bisa didapatkan oleh umat Muslim. Berikut ini keistimewaan dari malam Lailatul Qadar. 1. Malaikat Turun ke Bumi Malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya dan mengaminkan setiap doa-doa yang dipanjatkan pada malam itu. Malaikat akan turun dengan membawa kedamaian kepada manusia yang memanfaatkan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan. 2. Penulisan Takdir dalam Satu Tahun di Lauhul Mahfuzh Pada malam Lailatul Qadar, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencatat seluruh takdir, mulai dari ajal, rezeki, dan lain sebagainya di Lauhul Mahfuzh selama satu tahun. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk selalu memperbanyak ibadah agar dirinya mendapatkan banyak rezeki dan keberkahan. 3. Malam Penuh Berkah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan malam yang diberkahi dan menghapus segala dosa terdahulu umat Muslim yang beribadah ketika malam Lailatul Qadar. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al Quran surat Ad-Dukhan ayat 3 yang berbunyi: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (QS. Ad Dukhan: 3). Itulah penjelasan lengkap mengenai Lailatul Qadar, kapan datangnya malam tersebut, dan apa saja tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar. Apa nama 10 malam Terakhir Ramadhan?Meskipun tak diketahui secara pasti kapan persisnya malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini datang, Rasulullah yang meningkatkan ibadah dan rutin melakukan iktikaf di masjid mengindikasikan malam lailatul qadar ada pada 10 hari terakhir.
Dalam Puasa Ramadhan ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan apa nama malam yang dimaksud?Dan pada bulan ini, terdapat satu malam istimewa yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Karena satu malam ini, nilainya lebih baik dari seribu bulan. Jika seseorang melakukan ibadah di malam ini, maka nilainya lebih baik dari melaksanakan ibadah selama seribu bulan. Malam Itu adalah Lailatul Qodar.
Malam yang sangat mulia di bulan Ramadhan lebih mulia dibanding 1000 apa?Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat mulia. Malam ini lebih baik dari seribu bulan atau tiga puluh ribu malam yang setara dengan 83,33 tahun. Umat Muslim tidak ada yang mengetahuinya secara pasti mengenai datangnya Lailatul Qadar. Tetapi, malam Lailatul Qadar datang pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan.
Apa yang dimaksud dengan malam seribu bulan?Malam Lailatul Qadar atau biasa disebut juga sebagai malam 1000 bulan merupakan malam yang lebih dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa ta 'Ala daripada malam-malam lainnya. Salah satu kemuliaan malam Lailatul Qadar adalah Allah Subhanahu Wa ta 'Ala menjadikan malam tersebut menjadi malam yang penuh keberkahan.
|