Jakarta - Dewasa ini, bangsa Indonesia banyak mengalami krisis persatuan dan kesatuan. Banyak orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, hal ini tentu saja dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.Nampaknya, nasionalisme yang melambangkan jati diri bangsa Indonesia yang selama ini demikian kukuh, kini mulai memperlihatkan keruntuhan. Asas persamaan digerogoti oleh ketidakadilan pengalokasian kekayaan yang tak berimbang antara pusat dan daerah selama ini. MenurutAristoteles, persoalan asas kesejahteraan yang terlalu diumbar, merupakan salah satu sebab ancaman disintegrasi bangsa, di samping instabilitas yang diakibatkan oleh para pelaku politik yang tidak lagi bersikap netral.Meskipun barangkali filosof politik klasik Aristoteles dianggap usang, namun bila dlihat dalam konteks masa kini, orientasinya tetap bisa dijadikan sebagai acuan. Paling tidak untuk melihat sebab-sebab munculnya disintegrasi bangsa.Maka menyikapi berbagai kasus dan tuntutan yang mengemuka dari berbagai daerah sudah barang tentu diperlukan konsekuensi politik dan legitimasi bukan janji-janji sebagaimana yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan.Legitimasi diperlukan tidak saja untuk menjaga stabilitas tetapi juga menjamin adanyan perubahan nyata dan konkret yang dapat dirahasiakan langsung oleh warga terhadap tuntutan dan keinginan mereka.Namun, bagaimanapun juga kita tetap mesti berupaya agar tuntutan terhadap pemisahan dari kesatuan RI dapat diurungkan. Dalam hal ini diperlukan kejernihan pikiran, kelapangan dada dan kerendahan hati untuk merenungkan kembali makna kesatuan dan persatuan, sekaligus menyikapi secara arif dan bijak terhadap berbagai kasus dari tuntutan berbagai daerah.Indonesia akan pandangan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan.Reformasi sudah berjalan kurang lebih 14 tahun, apa yan telah didapat, bahkan rakyat kecil sudah mulai menilai bahwa kehidupan di masa Orde Baru lebih baik bila dibandingkan dengan saat ini.Pendapat rakyat tersebut terjadi karena hanya dilihat dari sudut pandang harga kebutuhan pokok sehari-hari dan itu tidak salah karena hanya satu hal tersebut yang ada dibenak mereka.Kemudian ada beberapa kelompok masyarakat yang selalu menuntut kebebasan, dan oleh kelompok yang lain dikatakan sudah keblabasan.Kemudian timbul kembali pertanyaan, apa itu reformasi? Yang jelas bangsa Indonesia semua menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui reformasi setelah hidup di era Orde Baru. Dengan demikian bangsa ini sudah mendekati disintegrasi jika tidak memiliki pegangan.Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini dalam upaya untuk bangkit kembali, yaitu :
Ikhwan Kunto Alfarisi Jl Anggrek 3 No. 4 Tangerang 085714250414 (wwn/wwn)
Kali ini kami akan menjelaskan tentang beberapa upaya pencegahan disintegrasi bangsa. Dalam menjalani kehidupan, tentu tidak bisa lepas dari apa yang namanya perubahan. Perubahan yang terjadi ada yang bisa menerimanya dengan lapang dada. Namun tidak sedikit juga yang tidak menerima dan bahkan menentangnya sampai bermaksud ingin melakukan tindakan anarkis. Hal ini bisa menimbulkan sebuah permasalahan yang dinamakan disintegrasi. Disintegrasi di sini bisa terjadi baik di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun juga dalam ranah bernegara. Seperti contoh orang atau sekelompok orang yang biasanya tergabung dalam sebuah organisasi menolak sebuah perubahan yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka bahkan secara terang-terangan menolak sebuah perubahan tersebut. Selain itu, muncul gerakan atau tindakan-tindakan yang di dalamnya berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa. Untuk itulah, pentingnya tindakan pencegahan agar tidak sampai menimbulkan permasalahan yang semakin rumit. Sebenarnya disintegrasi juga dinamakan dengan konflik. Jadi, disintegrasi bangsa merupakan sebuah konflik yang terjadi dalam ranah atau domain bangsa. Salah satu contoh dari disintegrasi bangsa yang terjadi adalah kerusuhan pada 22 Mei yang lalu yang mana massa menolak hasil keputusan KPU tentang kemenangan salah satu paslon. Selain itu, secara teori terdapat beberapa jenis disintegrasi, yaitu: 1. Disintegrasi vertikal Untuk disintegrasi vertikal ini terjadi dalam sebuah strata atau tingkatan yang berbeda. Strata yang satu lebih tinggi dibandingkans strata yang lainnya.. Misalnya, sebuah disintegrasi yang terjadi antara anak dengan orang tua maupun antara suami dengan istri. Sudah tentu dalam hal ini strata atau tingkatan orang tua lebih tinggi dibandingkan dengan anak. Strata suami pun juga lebih tinggi dibandingkan dengan istri. Selain itu, disintegrasi vertikal ini juga bisa muncul diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang dinilai tidak pro terhadap rakyat. Meskipun sebenarnya kebijakan yang dibuat pemerintah sudah melalui perundingan dan perencanaan yang matang, namun tetap saja terkadang banyak masyrakat yang menilai kebijakan tersebut kurang tepat atau bahkan salah. 2. Disintegrasi horizonal Jika sebelumya disintegrasi vertikal disebabkan karena perbedaan strata atau tingkatan, maka untuk disintegrasi horizontal ini terjadi pada masyarakat yang memiliki strata yang sama. Maksudnya, masyarakat yang mengalami konflik tersebut sama-sama memiliki kedudukan dan tidak ada yang lebih tinggi atau lebih dominan. Biasanya, konflik seperti ini terjadi akibat kurangnya komunikasi sehingga menimbulkan salah paham. Perbedaan pendapat yang terjadi tersebut tidak dibarengi dengan komunikasi yang baik. Selain itu, kedua pihak juga tidak memiliki sifat legowo untuk bisa menerima pendapat dari orang lain. Salah satu contoh disintegrasi aatau konflik horizontal yang terjadi adalah kerusuhan yang ada di Poso dan juga Sampit. Mungkin anda sudah tahu bahwa kerusuhan tersebut, khususnya di Sampit sangatlah menyeramkan dimana banyak sekali korban meninggal. Selain itu, konflik horizonal yang lebih sederhana dan mungkin anda pernah mengalaminya adalah konflik yang terjdi antara pendukung kesebelasan. Kerusuhan ini biasanya karena rivalitas dari kedua klub yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Lalu bagaimana upaya pencegahan disintegrasi bangsa? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah disintegrasi bangsa tidak sampai terjadi. Bagi anda yang ingin tahu selengkapnya, silahkan simak penjelasan di bawah ini. Namun sebelum itu kami juga telah menyajikan informasi penting seputar sejarah Republik Catalunya dan sejarah Korea Selatan. 1. Memberikan pemahaman tentang patriotisme Upaya pencegahan disintegrasi bangsa yang bisa dilakukan adalah masyarakat harus memiliki jiwa patriotisme atau cinta tanah air. Masyarakat harus mulai berpikir bahwa kepentingan negara jauh lebih berfaedah dan lebih penting dibandingkan dengan kepentingan pribadi maupun juga kelompok. Rasa cinta tanah air, rasa persaudaraan, dan jiwa pancasila memang harus ditanamkan oleh setiap individu. Mereka harus sadar bahwa apapun dan bagaimana pun kondisinya, Indonesia harus tetap menjadi negara yang bersatu. Istilah ini biasanya dislogankan sebagai “NKRI harga mati”. Lalu bagaimana jika ada keputusan yang tidak pro rakyat? Jalan yang dilakukan adalah dengan berdiskusi melalui lembaga-lembaga yang memang bertugas sebagai pihak penengah untuk penyelesaian permasalahan tersebut. Dengan begitu, sikap maupun tindakan yang dilakukan berdasarkan argumentasi dan bukan sentimen. Hal ini akan mencegah terjadinya disintegrasi bangsa yang dapat merugikan semua pihak. 2. Menghilangkan hal-hal yang berbau primodalisme Primodalisme merupakan sebuah pandangan atau sikap yang memegang kuat mengenai hal-hal yang sudah dibawa sejak kecil. Hal-hal tersebut bisa berhubungan dengan tradisi, kepercayaan, adat-istiadat, dan lain sebagainya. Semua orang harus mulai meninggalkan primodalisme sempit yang bisa mempengaruhi stabilitas berbangsa dan bernegera. Selain itu, tindakan-tindakan lainnya yang berhubungan atau berpotensi menimbulkan KKN atau Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme juga harus ditinggalkan. Ketiga hal juga bisa memicu munculnya rasa ketidakpercayaan masyarakat sehingga kemudian masyarakat berpotensi melakukan perlawan yang akhirnya mengakibatkan disintegrasi bangsa. 3. Rakyat harus punya sikap selektif Tidak bisa kita pungkiri bahwa ada pihak-pihak yang saat ini sudah berusaha untuk memecah belah bangsa. Usaha pemecah belah bangsa tersebut biasanya dilakukan dengan membawa isu-isu yang sensitifi, seperti agama. Terlebih lagi, perkembangan dunia komunikasi sudah semakin maju dimana berita akan sangat mudah menyebar melalui media sosial. Oleh karena itu, masyarakat diminta harus lebih cerdas dan selektif di dalam membaca dan memilih berita yang muncul atau sedang viral. Tidak semua berita yang viral tersebut terbukti benar alias fakta. Masyarakat harus pandai mengecek kebeneran dari berita atau isu-isu yang dimunculkan oleh berbagai akun di media sosial. Dengan begitu, mereka tidak akan mudah termakan isu tersebut. 4. Meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat Upaya mencegah disintegrasi bangsa juga bisa dilakukan dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Saat ini kepercayaan masyarakat menurun terhadap lembaga-lembaga yang sebelumnya dinilai masyarakat memiliki kredibilitas dan netralitas. Lalu bagaimana mengatasinya? Pemerintah harus benar-benar mampu membangun kepercayaan mereka dengan penjelasan dan berbagai bukti yang dilakukan. 5. Melawan berbagai gerakan separatis Pemerintah juga harus melawan berbagai gerakan separatis yang muncul yang dapat mengganggu stabilitas negara. Tentu hal ini juga harus diimbangi dengan keterlibatan masyarakat di dalam mengakses berita tersebut. Pemerintah harus menjelaskan secara jelas mengenai gerakan yang mereka lawan berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Dengan begitu, disintegrasi bangsa bisa dicegah. Demikian penjelasan seputar apa saja upaya pencegahan disintegrasi bangsa. Di bawah ini ada beberapa informasi lain yang tidak kalah penting, yaitu:
|