Bandingkan antara pemilu tahun 1955 dengan pemilu yang dilaksanakan sekarang

Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata ‘pemilihan’ lebih sering digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus sebagai komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan kepada para pemilih.

Indonesia telah melaksanakan beberapa kali Pemilu, dimulai sejak tahun 1955, 1971, 1977-1997, 1999, 2004, 2009, dan 2014. Berikut penjelasan singkat tentang pelaksanaan pemilihan umum tersebut:

Pemilu 1955

Berdasarkan amanat UU No.7 Tahun 1953, Pemilu 1955 dilakukan dua kali. Pemilu pertama dilaksanakan pada 29 September 1955 untuk memilih anggota-anggota DPR. Pemilu kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituante.

Pemilu 1955 menggunakan sistem proposional. Pemilihan umum sistem proposional adalah dimana kursi yang tersedia dibagikan kepada partai politik (organisasi peserta pemilu) sesuai dengan imbangan perolehan suara yang didapat oleh partai politik itu. Oleh karena itu sistem ini disebut juga dengan sistem berimbang. Dalam sistem ini wilayah negara adalah daerah pemilihan, akan tetapi karena terlalu luas maka dibagikan berdasarkan daerah pemilihan dengan membagi sejumlah kursi dengan perbandingan jumlah penduduk.

Pemilu 1971

sangat membedakan dengan Pemilu 1955 adalah para pejabat negara pada Pemilu 1971 diharuskan bersikap netral. Tetapi pada praktiknya, pada Pemilu 1971 para pejabat pemerintah berpihak kepada salah satu peserta pemilu yaitu Golkar.

Berkaitan dengan pembagian kursi, cara pembagian yang digunakan dalam Pemilu 1971 berbeda dengan pemilu 1955. Dalam Pemilu 1971, yang menggunakan UU No.15 Tahun 1969 sebagai dasar, semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan.

Pemilu 1977 -1997

Pasca Pemilu 1977, pemilu berikutnya selalu terjadwal dalam 5 tahun. Satu hal yang membedakan adalah bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, yaitu dua parpol, dan satu Golkar.Selain memiliki kesamaan kontestan dari tahun ke tahun, dalam pemilu tersebut juga hasilnya selalu sama. Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak 1971.Pemilu 1999Meskipun masa persiapannya tergolong singkat, pelaksanaan pemungutan suara 1999 ini bisa dilakukan sesuai jadwal, yakni pada 7 Juni 1999. Tidak seperti yang diprediksi dan dikhawatirkan banyak pihak sebelumnya, ternyata Pemilu 1999 dapat terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan yang berarti.Cara pembagian kursi hasil pemilihan kali ini tetap memakai sistem proposional dengan mengikuti varian Roget. Dalam sistem ini sebuah partai memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan.Namun, cara penetapan calon terpilih berbeda dengan pemilu sebelumnya, yakni dengan menentukan peringkat perolehan suara suatu partai di dapil. Apabila sejak Pemilu 1977 calon nomor urut pertama dalam daftar calon partai otomatis terpilih apabila partai itu mendapat kursi. Kini calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbesar atau terbanyak dari daerah tempat seseorang dicalonkan.Pemilu 2004Pemilihan kali ini merupakan pemilihan yang diikuti banyak partai. Ada dua macam pemilihan umum, yang pertama pemilihan untuk memilih anggota parlemen yang partainya memenuhi parliamentary threshold. Partai politik yang memenuhi ambang batas masuk menjadi anggota parlemen dan partai politik yang berada di luar gedung parlemen. Yang kedua melakukan pemilihan presiden, dan ternyata pada calon presiden tahun 2004 dilakukan dua putaran.Dalam Pemilu 2004, ada perbedaan sistem bila dibandingkan dengan pemilu periode sebelumnya, khususnya dalam sistem pemilihan DPR/DPRD, sistem pemilihan DPD, dan pemilihan presiden-wakil presiden yang dilakukan secara langsung dan bukan lagi melalui anggota MPR seperti pemilu sebelumnya. Pemilu 2004 menunjukan kemajuan dalam demokrasi kita.Pemilu 2009Pemilihan umum yang diselenggarakan pada 2009 merupakan pemilihan umum kedua yang diikuti pemilihan langsung presiden dan wakil presiden. Ketentuan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden ini ditentukan bahwa pasangan calon terpilih adalah pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia.Pemilu 2014Pemilu 2014 dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para anggota legislatif dan tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden.Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019.Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ini diikuti oleh dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yaitu Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-2014, serta Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009.

•semboyan pemilu ketika tahun 1995 adalah
LUBER (Langsung, lazim, bebas, Rahasia)

kini:1.dilaksanakan dgn 2-3 tahapan (untuk memiloh calon legislatif & presiden serta wakilnya) dgn jumlah partai mencapai 24 parpol (pemilu 2004) & 34 parpol (pemilu 2009)

2.penyeleksian presiden, wakil presiden serta anggota legislatif diseleksi eksklusif oleh rakyat

•semoboyan pemilu kiniLUBER & JURDIL

(eksklusif, lazim, bebas, diam-diam & jujur serta adil)

Cari perbandingan antara pemilu tahun 1955 & pemilu yg dilaksanakan sekarang

Jawaban:

Kalo dulu kita memakai bunyi terbanyak & diseleksi oleh pemerintah sekarang diseleksi oleh rakyat & dgn cara pencoblosan

Buatlah perbandingan antara pemilu tahun 1955 dgn pemilu yg dilaksanakan sekarang

Jawaban:

tata cara kampanye yg terjadi di Pemilu 1955 sendiri sedikit banyak seperti dgn apa yg terjadi di kurun Reformasi. Hal itu terlihat dr budaya urunan dana kampanye yg ternyata telah ada semenjak Pemilu 1955 di masa Orde Lama. Menurut Sejarawan Indonesia Anhar Gonggong, kala itu, bahkan rakyat pula ikut menyumbangkan uangnya dengan-cara sukarela untuk membantu dana kampanye dr partai yg disokong

Bandingkan pelaksanaan pemilu tahun 1955 dgn pemilu tahun 2004

pemilu 1955 atau sebelum 2004 pemilihan masih ada di tangan MPR. sedangkan pada tahun 2004-sekarang,pemilu dilakukan oleh rakyat dengan-cara langsung

perbandingan antara pemilu tahun 1955 dgn pemilu yg dilaksanakan dikala ini

Pemilu 1955 pada pemilu 1dan 2 untuk menentukan anggota2Dpr & Untuk Memilih anggota Konstituante,sedangkan Pemilu Sekarang Pamilihan Umum Yg Diselenggarakan Untuk Memilih Secara Umum untk Memilih presiden gres,Calon anggota Dpr Dll

Mav Klo zlh

sailasyafifap5lytz sailasyafifap5lytz

Perbandingan antara Pemilu tahun 1955 dan Pemilu sekarang yakni Pemilu 1955 dilaksanakan dengan tujuan memilih anggota DPR dan anggota konstituante, sedangkan Pemilu sekarang dilaksanakan dengan tujuan memilih Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif seperti DPR, DPRD, dan DPD.

Pembahasan

Pemilu tahun 1955 merupakan pemilihan umum pertama yang dilaksanakan pasca kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada masa Demokrasi Liberal. Persiapan Pemilu ini dirintis oleh Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Pada bulan Mei 1954, pemerintah membentuk Panitia Pemilu yang kemudian merencanakan pelaksanaan Pemilu dalam dua tahap:

  • Pemilu tahap pertama, dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR.
  • Pemilu tahap kedua, dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante.

Pemilu kedua dilaksanaan pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini diselenggarakan untuk pemilihan anggota DPR dengan sistem perwakilan berimbang (proporsional). Sistem ini kembali dipakai pada Pemilu tahun 1977 hingga 1997.

Setelah masa Reformasi, Pemilu kembali diadakan pada tahun 2004, tepatnya pada tanggal 5 April 2004. Pemilu ini merupakan pemilu pertama dimana masyarakat dapat memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPRD, serta DPD secara langsung.

Pelajari lebih lanjut:

----------------------------------------------------------        

Detail jawaban  

Kelas: 12

Mapel: Sejarah

Bab: Bab 5 - Percobaan Demokrasi Liberal 1950-1959

Kode: 12.3.5

#TingkatkanPrestasimu

#SPJ3