Page 2
alam banyak hal, ia mengaku Selatan, 23 September 1933. Setelah sering mengalami kegagalan. menamatkan SR (sekarang SD) di Sebaliknya, dalam berbagai kesem- Solok, anak ketiga dari sembilan berpatan, dia justru bernasib mujur. Ada saudara pasangan seorang wedana, beberapa contoh, waktu ujian akhir H. Moch. Adin gelar Sutan Bagindo SMP di Bukittinggi dia sama sekali ti- dengan H. Marliah itu, tidak lagi dibedak lulus, tetapi bisa tamat di Padang. sarkan di tengah-tengah keluarganya. Ketika tes bahasa Inggris di Jakarta Dalam situasi negara yang kritis untuk mengikuti program belajar ke setelah kemerdekaan diproklamasiBIODATA Amerika tahun 1957 bagi pelajar de- kan, Adimir harus mengikuti penNama : H. Adimir Adin, M.A. mobilisan (bekas Tentara Pelajar), ia didikan SMP-nya di banyak tempat, Panggilan akrab: Adimir juga tidak lulus. Namun beruntung seperti di Pariaman, Painan, BukitGelar keluarga : Sutan Rajo Nan Kuniang bisa mengikuti program ini karena tinggi, dan Padang. Selain harus meTempat/tgl.lahir : Muaro Labuh, Solok, dua teman dan bekas gurunya di SMA 23 September 1933 nuntut ilmu, Adimir pun mesti ikut Negeri asal : Kumango, Batusangkar yang dinyatakan lulus, ternyata ter- berjuang membela tanah airnya dari Suku : Piliang Sani sekat di Padang karena peristiwa PRRI intimidasi pihak kolonial pada waktu Pekerjaan Sekarang : sedang berkecamuk. Kesempatan Clash II. Akibatnya, meski telah tamat Anggota DPR-RI (FKP) asal Pemilihan belajar ke Amerika ini pulalah yang Daerah Sunratra Barat SR tahun 1945, SMP-nya justru baru Pendidikan mengantarkannya untuk meraih gelar diselesaikan tahun 1951. Yang rada- SR, Solok, 1945 kesarjanaan Master of Arts in Eco- rada aman dan tepat waktu penye- SMP, Padang, 1951 nomics (MA) di University of Denver, lesaian pendidikannya adalah ketika - SMA, Padang, 1954 Colorado, meski sebelumnya dia be- FE - UI sampai tingkat doktoral, 1957 menempuh pendidikan SMA (B) di - MA, University of Denver, AS, 1959 lum pernah memiliki ijazah si. Padang. Sehabis sekolah SMA di Kursus Kuliahnya di Fakultas Ekonomi Uni- Padang ini, Adimir meninggalkan - Top Management Training, Depperdam, versitas Indonesia, Jakarta, hanya kampung halamannya untuk melan 1969 - KRA IV, Lemhanas, Jakarta, 1970 sampai tingkat doktoral saja. jutkan kuliah yang lebih tinggi di Fa- Suspi Migas, Angkatan 1, 1973 Kegagalan dan keberuntungan kultas Ekonomi Universitas Indone- SEP London Business School, 1988 yang ia alami sepanjang hidupnya ti- sia, di Jakarta. Karier dak hanya sebatas itu. Waktu menjadi Meski dia anak seorang wedana, (1961-1964) Kabirol/Sesmenko Pembangunan, Tentara Pelajar (TP) di Sumatra Barat kehidupan masa kecil Adimir ternyata dan sering bergaul dengan tentara, ia tidak begitu menggembirakan. IdeaDepperdatam bercita-cita kelak menjadi seorang jen- lismenya terhadap negara membuat (1966-1970)Kabag Umum Ditjen Migas deral namun apa daya, postur tubuh- Adimir harus ikut berjuang dalam Bamerangkap Ass. Sekjen Dep. nya yang pendek menggagalkan hasrat risan Tentara Pelajar (TP) di Sumatra Pertambangan (1974-1978)Kabag Penyusunan Program itu. Ia harus puas hanya sebagai Ko- Barat. dan Pelaporan Ditjen Migas mandan Pleton V Tentara Pelajar un- Hidup bersama kedua orang(1975-1992)Anggota Delegasi Perminyakan tuk Painan dan Kerinci. tuanya hanya dinikmati Adimir ketika Indonesia untuk sidang-sidang Itulah sekelumit kisah yang dialami sekolah rakyat di Solok. Menjadi peOPEC, Sidang Kerja sama oleh H.Adimir Adin, M.A. dengan geEkonomi Internasional dan KTT lajar di Solok ternyata membuahkan Non Blok di Cuba dan India. lar keluarga Sutan Rajo Nan Kuniang kenangan manis buat Adimir. Di seKemudian Wakil Tetap RI dalam ini. Karena mulai besar pada masa kolahnya, ia termasuk salah seorang ECB OPEC di Wina, Austria perang merebut kemerdekaan dan re anggota orkes gambus karena diam (1978-1989)Sesditjen Migas dan Staf Ahli Menteri Pertambangan dan Energi maja pada saat-saat mempertahankan mang suka bernyanyi. kedaulatan negara, membuat Adimir Kemampuan dalam olah suara ini dan keluarga harus berpindah-pindah pulalah yang sering dimanfaatkannya tempat di Sumatra Barat. Ia sebenarnya mencari tambahan uang jajan. Ketika berasal dari Kumango, Batusangkar, ayahnya menjadi demang muda tetapi lahir di Muaro Labuh, Solok (sekarang camat) di Singkarak, Adimir Page 3
menyelesaikan pendidikan teori se- baru datang dari Padang dan bertemu sehingga membuatnya jadi matang. lama satu setengah tahun lagi di FE-UI kakaknya yang menginap di hotel itu. Kematangan bekerja, tidak hanya supaya bisa meraih gelar sarjana. Adimir sendiri juga bertamu kepada didapat Adimir ketika sudah menjadi Karena itu, Adimir menemui profesor kakak sang gadis. Merasa sama-sama pegawai negeri. Ia sejak di TP dahulu pembimbing di Universitas Denver, tertarik, keduanya sepakat untuk me- memang sudah terlatih untuk mengColorado. la memohon untuk tidak nikah. Hingga kini sudah dikaruniai hadapi tugas-tugas berat yang penuh segera dipulangkan ke Indonesia lima orang anak. Empat orang di an- tantangan, ditambah pergaulannya dengan alasan di Sumatra Barat sedang taranya sudah menyelesaikan pen- yang cukup luwes dengan berbagai terjadi pergolakan PRRI. Karenanya, didikan dan malah sudah bekerja. kalangan dalam banyak organisasi. ia minta bisa menyelesaikan program Mengisahkan soal perjalanan karier- Karena itu, organisasi dilihat oleh kesarjanaan. nya di pemerintahan sampai akhirnya Adimir sebagai penempaan diri seAkhirnya, permohonan Adimir dipercaya menjadi wakil rakyat di seorang. Kalau sejak dahulu hingga dikabulkan. Malah, setelah menyele- DPR dari organisasi politik Golongan dia pensiun dari Departemen Pertamsaikan program ini dengan gelar M.A Karya asal daerah pemilihan Sumatra bangan dan Energi tahun 1992, Adimir (Master of Arts in Economics), ia di- Barat, Adimir adalah penerima sejum- selalu berkecimpung dalam sejumlah tawari lagi oleh pembimbing untuk lah tanda jasa dari pemerintah : organisasi, baik organisasi pelajar, peprogram doktor. Giliran Adimir yang Satyalencana Perang Kemerdekaan I muda, ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi) menolak. "Saya kan dikirim oleh pe- dan Il dari Menteri Pertahanan, Bin- dan lain sebagainya, adalah untuk merintah, jadi rasa idealisme saya ke- tang Gerilya dari Presiden, Satyalen- lebih mematangkan diri. pada bangsa mengharuskan saya pu- cana Penegak dari Menhan, Veteran Adimir sendiri mulanya tak lang untuk segera mengabdi," kata- Pejuang Kemerdekaan RI, Satyalenca- menyangka kalau setelah pensiun, ia nya. na Karya Satya Kelas II dari Presiden masih diberi tugas di lembaga legisSetelah melapor ke Departemen dan Satyalencana Dwidya Sistha dari latif. Pada Pemilu 1992 lalu, dari orVeteran yang sudah mengambil alih Panglima ABRI. ganisasi politik Golkar, ia terpilih meurusan mahasiswa demobilisan (bekas Hampir seluruh jabatan dilaluinya wakili rakyat Sumatra Barat di DPR-RI. TP), Adimir diserahkan ke Menko di Departemen Pertambangan & Mengabdi di DPR bagi Adimir tentu Pembangunan yang waktu itu dijabat Energi, namun lika-liku kariernya se- bukan sesuatu pekerjaan asing. Selain oleh Chairul Saleh. Oleh Menko ia di- jalan dengan perubahan-perubahan jalan dengan perubahan-perubahan pernah menjadi Kepala Kantor Cabang salurkan ke Departemen Perindustrian lembaga ini sejak dikenal sebagai MPRS di Jakarta, toh, di manapun peDasar dan Pertambangan. Di sinilah Departemen Perindustrian Dasar dan kerjaan dilakukan tujuannya adalah ia mulai meniti karier. Dan dalam Pertambangan. Adimir menyebut, untuk kepentingan rakyat juga. Dan tempo satu setengah tahun, berkat jabatan yang pernah ia pegang adalah di DPR, pada mulanya Adimir duduk pergaulannya dengan orang-orang berkat kepercayaan teman dan di Komisi APBN dan sejak 1994 akhir kepercayaan di departemen, Adimir atasannya. pindah ke Komisi Vi membidangi bisa menduduki jabatan seorang ke- Ketika Sesmenko pindah jabatan, perindustrian, tenaga kerja, dan pala Birol merangkap Sekretaris Adimir diminta menggantikannya. pertambangan & energi. Menko Pembangunan. "Sama sekali Tidak hanya sampai di situ, ketika Meski tinggal di Jakarta, perhatian bukan karena saya dekat dengan Pak sekretaris pribadi Chairul Saleh mau Adimir terhadap kampung halaman Chairul, melainkan sering semobil melangsungkan pernikahan, ia juga juga tidak pernah ketinggalan untuk , dengan sekretarisnya dari Pejom- diusulkan menggantikan kedudukan memberikan sumbang saran dan pepongan ke kantor menko. Karena sang itu. "Kedua-duanya ternyata diterima mikiran bagi kemajuan Ranah Misekretaris mau pindah jabatan, saya oleh Pak Chairul. Dan sejak itu, sebe- nang. Di matanya kini, peran elite diusulkan sebagai pengganti beliau lum ke kantor, saya harus mendam- Minang di tingkat nasional memang dan ternyata diterima," ujar Adimir pingi Pak Menteri di rumahnya," ujar perlu lebih digenjot dan itu harus dimenolak anggapan bahwa dia orang Adimir. mulai dari bawah. "Sebelum awak dekat Chairul Saleh. Semua tugas kepercayaan yang taicia dari daerah lain, maka pembiPada awal karier kepegawaiannya diembankan kepadanya, dapat dise- naan sumber daya manusia Minang ini pulalah Adimir menemukan gadis lesaikan dengan baik. Itulah sebabnya yang dari dulu sangat menonjol, perlu pilihannya secara kebetulan, yaitu Adimir sering memperoleh jabatan- lebih digetarkan dan digerakkan," Yus'ah Basri. Adimir bertemu di se- jabatan lain di departemen, malah ujarnya.*** buah hotel ketika saat itu sang nona ada yang harus dirangkap-rangkap, Page 4
orang kawan sekelas saya ialah mantan Bupati Padang Pariaman, Kolonel Anas Malik (almarhum). "Setelah Marah Adin pindah ke propinsi dan berkantor di Bukittinggi, saya pun ikut pindah. Saya merasa mendapat peluang untuk menggapai cita-cita saya. Saya masuk ke SMA Gajah Tongga yang belajarnya sore hari. Setelah Gajah Tongga dinegerikan, sekolahnya pagi hari. Karena saya harus bekerja pagi, saya terpaksa mundur dari sekolah itu, tetapi cita-cita saya tidak pernah padam." Adjis mencoba mencari peluang lain.la memohon kepada Marah Adin agar membenarkannya pindah ke Departemen Pertanian di Jakarta, tetapi tidak diizinkan. Pada kesempatan lain Adjis mencoba meyakinkan Marah Adin. "Bapak," katanya memohon, "jika saya terus menjadi pegawai negeri dengan ijazah SMP, niscayalah sampai pensiun hanya paling tinggi menjadi komis. Padahal sebagai anak didik Bapak, saya juga ingin mempunyai kedudukan tinggi seperti Bapak". Waktu itu Marah Adin adalah Kepala Dinas Pertanian Sumatra Tengah. Setelah Belanda menyerbu dalam Agresi Militer Kedua, Adjis ikut ke pedalaman dengan Marah Adin. Menurut kesan Adjis, Marah Adin ialah seorang yang mempunyai naluri yang sangat tajam dan tepat perhitungannya. Ketika sebuah pesawat Belanda berhasil ditembak pejuang kita di daerah Pasaman, Marah Adin meramalkan bahwa Belanda pasti mengamuk dan akan menghujani daerah ini. Benar saja, besoknya Belanda menyerang Pasaman dengan pesawat udaranya. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Adjis berkobar lagi semangatnya untuk meneruskan sekolahnya. Kali ini ia menemukan kiat baru untuk melunakkan Marah Adin. Melalui Aminoeddin, wakil Marah Adin, Adjis mengemukakan keinginannya untuk pindah ke Jakarta.
Usahanya kali ini berhasil. Di Jakarta Adjis ditempatkan di Bagian Urusan Pegawai Pusat Jawatan Pertanian. Sambil bekerja, ia berhasil menamatkan SMA. Ini terjadi pada tahun 1954. Begitu mengantongi ijazah SMA, Adjis hengkang dari kedudukannya sebagai pegawai negeri. "Saya ingin mencari uang," katanya terus-terang. "Saya tidak melihat kemungkinan mendapatkan uang jika terus menjadi pegawai negeri. Setidak-tidaknya begitulah pendapat saya pada waktu itu." Adjis melanjutkan pendidikannya ke Akademi Perniagaan Indonesia, melanjutkan ke Ekstension Fakultas Ekonomi Universita; Krisna Dwipayana, di mana ia menyelesaikan kuliahnya dengan baik tahun 1964. Adjis mulai berkenalan dengan bisnis yang sesungguhnya ketika bekerja di NV Usindo. Perusahan ini adalah anak perusahaan Bank Industri Negara (sekarang Bapindo). Tugasnya adalah di bidang hasil bumi antara lain untuk diekspor. Ia belajar secara praktis mengenal perdagangan lokal dan antarpulau serta seluk
beluk ekspor. "Saya benar-benar berterima kasih kepada pimpinan saya waktu itu, karena membuka peluang untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan saya. Pengalaman ini sangat menolong saya dalam mengembangkan usaha saya kemudian hari," demikian diungkapkan Adjis. Aminoeddin yang dahulu pernah menjadi wakil Marah Adin di Bukittinggi dan membantu kepindahan Adjis ke Jakarta, membuka jalur baru. la bertugas sebagai salah seorang anggota tim mengambilalihan perkebunan Belanda dan Inggris. Aminoedddin memperkenalkan Adjis dengan Drs. Idroes salah seorang stafnya di Perusahaan Negara Perkebunan. Perkenalan ini kemudian membuka kesempatan pula bagi Adjis untuk belajar lebih banyak. NV Usindo berubah menjadi PN Djaya Bhakti, kemudian PN Tjipta Niaga. Tahun 1967, Adjis keluar dari Tjipta Niaga dan benar-benar mulai berusaha sendiri. Ia mulai dengan membeli karet di perkebunan, bahkan dari daerah yang waktu itu dikuasai oleh Darul Islam di Jawa Barat. lapun mulai mengekspor karet dan damar. Sampai kini kiprahnya di bidang ekspor terus berlanjut. Dua komoditas yang sangat ditekuninya ialah ekspor biang minuman keras dan perabotan bambu ke Belanda. Usahanya meluas ke bidang transportasi dengan kekuatan 17 bus dengan armada yang dinamakannya Domino. Pernah juga ikut dalam President Taxi.
Perdagangan dalam negeri yang masih ditekuninya ialah sebagai distributor gula Kota Surabaya. "Sewaktu Sumbangan Dana Sosial Berhadiah atau yang dikenal dengan nama SDSB, saya mengalami kemerosotan dalam perdagangan gula. Mungkin merosotnya lebih dari 20 persen. Orang rupanya mengurangi minum gula dan menyisihkan uang untuk membeli SDSB. Kini keadaannya mulai membaik, tetapi kenaikannya tidak secepat merosotnya dulu," cerita Adjis. Pada tahun 1984 datang menemuinya Wali Kodia Solok Drs. Saidani dan Ketua DPRD Solok Nurmadias Abbas. Kedua tokoh ini memintanya untuk ikut membangun Solok. "Ibu saya pernah menganjurkan kepada saya untuk membangun rumah untuk keluarga saya di Solok. Ide ini muncul kembali setelah Saidani dan Nurmadias mengimbau saya. Baiklah, saya akan membangun rumah untuk keluarga saya di Solok, tetapi tidak rumah biasa. Rumah itu harus memenuhi imbauan ibu saya dan harus memenuhi imbauan Saidani. Maka saya putuskan untuk membangun sebuah hotel di Solok. Itulah asalmulanya saya membangun Hotel Caredek yang diresmikan oleh Bapak Soedharmono, S.H. Kini Solok sudah punya hotel yang lumayan baik dan keluarga saya dapat menginap di sana bila pulang sekali-sekali ke kampung."
Adjis membangun pula sebuah pabrik sumpit di Solok yang produknya di ekspor ke Taiwan dan Jepang. Sebuah kawasan real estate dibangunnya pula di kota kecil itu. Yang belakangan ini berpatungan dengan seorang sahabatnya. Perumahan ini akan dikembangkan terus walaupun mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Adjis pernah mencoba mengembangkan pembibitan kentang. Akan tetapi, usaha ini gagal di tengah jalan karena Departemen Kehutanan tidak mengizinkan penggunaan lahan yang dipakai oleh Adjis. Hal ini merupakan risiko yang harus ditanggung. Dr. Ir. Sjafri Sjafei (sekarang profesor) yang menangani pembibitan ini tidak kurang kecewanya. Seperti diketahui sampai saat ini bibit kentang masih didatangkan dari Belanda. Sekiranya bibit itu bisa diproduksi di dalam negeri, mungkin akan lebih menguntungkan. Adjis Miin yang menikah dengan Yuniar tahun 1968 telah dikaruniai tiga orang anak. Dua putra kembar dan seorang putri. Berbicara mengenai pengembangan Sumatra Barat. Adjis mengemukakan bahwa yang paling mungkin dikembangkan ialah pabrik semen. Boleh jadi pengalengan ikan juga bisa diusahakan di Sumatra Barat. Kalau mau meluas ke industri, sebaiknya menurut Adjis ialah mengembangkan Industri yang bahan bakunya ada di Sumatra Barat. Kalau bahan bakunya didatangkan dari daerah lain, tidak akan menguntungkan, akhirnya rugi. Barangkali gagalnya pabrik obat dan pabrik tekstil di Sumbar mungkin erat hubungannya dengan penyediaan bahan baku ini. Kerajinan yang berkualitas, sukar dikembangkan di Sumbar. "Urang awak maunya cepat mendapat duit. Kita kurang berpikir dalam jangka panjang. Saya pernah memesan tas
pandan yang harganya seribu rupiah. Saya katakan kepada perajin bahwa saya berani beli seribu lima ratus rupiah dan dalam jumlah banyak. Hanya saja saya minta agar sisi-sisinya benar-benar sembilan puluh derajat. Barang ini akan saya ekspor. Nah, mereka tidak berani karena kerjanya lama yang berarti uang pun masuknya akan terkendala oleh waktu." Mengenai pariwisata, Adjis berpendapat bahwa alam kita sangat mendukung pariwisata. Akan tetapi, adat dan agama serta fasilitas kebersihan mungkin merupakan masalah lain. Inilah kendalanya. "Saya memang rajin mencari uang," kata Adjis, "tetapi uang bukanlah segala-galanya. Saya juga membina rumah yatim piatu, mendirikan Yayasan Pendidikan Komputer di Yogyakarta yang asetnya mungkin sudah lebih setengah milyar. Yang lebih penting lagi, dan ini saya pesankan kepada keluarga saya, jangan lupa berterima kasih kepada Allah SWT. Jangan melupakan, apalagi meniadakan jasa orangorang yang telah membantu kita. Orang-orang seperti Bapak Marah Adin dan Aminoeddin akan selalu ada dalam kamus saya. Jika bekerja sama dengan orang, kiatnya ialah "pasan indak baturuiki,pitaruah indak baunian." Jika kedua belah pihak tidak memegang asas kerja sama ini, kerja sama itu akan bubar dengan sendirinya. "Selain itu, dalam suatu kerja sama harus jelas batas-batasnya antara usaha pribadi dan usaha bersama. Umpamanya, jika yang diperpatungkan itu dagang mobil, maka masing-masing kita tidak boleh melakukan perdagangan mobil di luar usaha bersama. Tapi kalau yang diperdagangkan sepeda, boleh saja, karena tidak bersangkutan dengan mobil. Itu saja!".
Nana : Adnil Hasnan Habib Tempavigl. lahir : Maninjau, 3 Desember 1927 Pangkat : Letnyi Jenderal TNI (Purnawirawan) Jabatan Penasihat Menteri Ristek/ketua Teknologi Bidang Industri-industri Strategis Pendidikan - HIS, Bukittinggi (1940) - MULO, Bukittingi (1940-1942) - Modern Islamic College, Bukittinggi (1942) - INS, Kayu Tanam (1943) - Tyugakko (SMP), Padang (1945) - SMA - C, Bandung (1955) - Univ. Katolik Parahyangan, Fak. Ekonomi, Bandung (1955-1958) Militer - Pendidikan Calon Perwira Gyu Gun, Padang (1945) - Pendidikan Perwira Sumatra, Akmul Yogya (1945-46) - Voorbereidende Cursus Voor De Hogere Krijgschool, Jakarta & Cimahi (1950) - Infantry Company Officer's Course Fort Benning, AS (1952) - Kupalda li. Angk 2, Bandung (1962) - Visa Voyna Akademiya (Higher Militar Academy), Ratna Skola (War College), Beograd, Yugoslavia (1962-1966) -lemhanas Kra-II akuta(tidak selesail (1967) - Naval Post-Graduate School, DEICOS
ebagai seorang prajurit TNI yang saptamargais, yang ada dalam pikiran Hasnan Habib hanyalah pengabdian. Oleh sebab itu baginya tak ada kata-kata "cuti". Bayangkan, sejak perjuangan fisik dulu, sampai berakhir masa dinas militer aktif, ia nyaris tak pernah cuti. Ketika pada tahun 1973 diperintahkan cuti oleh Menhankam, ia tak betah. Hanya beberapa hari, ia sudah kembali di Jakarta, dan masuk kerja sebagai biasa, walaupun sebenarnya masih dalam status cuti. Namun kadang-kadang, kecenderungannya yang seperti itu terbawabawa dalam menilai orang lain. Suatu ketika, ajudannya yang berpangkat kapten minta cuti, Hasnan Habib marah. “Kamu apa tugasnya, apa pengalaman kamu. Belum apa-apa sudah minta cuti," begitu ia mengulangi kalimatnya beberapa tahun yang silam. "Saya marah betul," katanya lagi. Ketika hal itu ia ceritakan kepada istri sesampai di rumah tentang anakanak muda yang ingin cuti, sang isteri berkomentar : “Kalau kamu tak mau cuti, itu urusanmu. Tetapi kalau bawahanmu minta cuti, ada ketentuan yang mengaturnya. Zaman kini tak lagi sebagai dulu." Ucapan begitu membuat Hasnan Habib merenung. Besoknya sang ajudan dipanggil lagi. Tentu saja ia datang dengan wajah takut-takut. Dikira akan dibentak lagi. "Mana surat permohonan cutimu kemarin. Biar saya tandatangani," ujar Hasnan Habib. Tentu dia heran. "Pengalaman itu membuat saya merenung. Saya harus lebih manusiawi. Untuk saya pribadi saya tak perlu meminta cuti tahunan, namun terserah orang lain bila ingin memanfaatkan haknya. Saya menyadari, bahwa keadaan sudah berubah," kata Hasnan. Jenderalberbintang tiga (kini sudah purnawirawan) kelahiran Ma
ninjau 3 Desember 1926 itu, masih mendapat tugas sebagai Penasihat Menteri Riset dan Teknologi/Ketua Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Industri Strategis. la juga ditunjuk sebagai Duta Besar Keliling GNB untuk wilayah Amerika, Karibia, dan Amerika Latin. Sebelumnya Hasnan adalah Duta Besar RI untuk Amerika Serikat di Washington. Melihat posisi yang ditempatinya, baik dalam dinas TNI/AD, di lingkungan Hankam maupun di luar dinas kemiliteran, ia cenderung di tempatkan sebagai "pemikir". Itulah sebabnya barangkali, walaupun sebagai seorang militer selalu siap, ia selalu mengembangkan pemikiran, menganalisis dan mengajukan saran. Bagi Hasnan Habib, bila ada seorang bawahan menyampaikan suatu informasi, lalu memohon petunjuk atau minta keputusan, sang bawahan akan dimarahi. "Saya atasanmu, dan saya bukan bekerja untuk kamu," begitu selalu ia katakan. Bila bawahannya menghadapi suatu masalah yang tak bisa diatasi sendiri, ia wajib melapor. Namun tak hanya sekedar melapor, tetapi harus disertai saran-saran, alternatif-alternatif yang mungkin dijadikan bahan pertimbangan untuk menjadi penyelesaian. Dan kalau namanya alternatif, jangan hanya satu. "Kalau satu, orang itu saya anggap bodoh. Sebab dengan satu alternatif, berarti dia memaksa atasannya menerima atau melaksanakan pikirannya saja," katanya. Sebagai atasan, Hasnan juga membuka kesempatan kepada ba. wahan agar berani berargumentasi. Kalau tak berani, dianggap tak becus menghadapi tantangan. Untuk itu Hasnan Habib kadang-kadang memberikan kejutan atau memojokkan dia. Agar dia terangsang berani berdialog, tahan, dan kukuh pendirian.
Jabatan - Jabatan Teras Terakhir a. Wakil Asisten-/ Menteri/Panglima AD Jakarta (1967-69) panghat Kolonel, kemudian Briglen b. Asisten Perencanaan Umum Hankam (Asrenum), Jakarta (1969-1973) pangkat Brigjen-Mayjen c. Deputi Sckjen Wanhankannas (Analisis Militer), jakarta (1971-1976) d. Kepala Staf Departemen Hankam - Kepala Stat Administrasi Hankam, Jakarta (1973-1982) e. Duta Besar LBBP untuk Thailand merangkap Wakil Tetap RI pada ESCAP (Economic and Bangkok (1978-1982) Washington DC (1982-1985) g. Executive Director, International Monetary Fund (IMF) dengan negara-negara konsituensi Burma - Fiji - Indonesia - Laos - MalaysiaNepal - Singapore - Thailand - Vietnam, Washington DC (1982-1983) Lain - lain : - Anggota MPRS (1966-19680) - Anggota MPR (1973-1978) - Anggota Pengurus Yayasan Ilmu-ilmu Sosial (1988-93) - Wk. Ketua Komisi Nasionallndonesia untuk kerja sama Ekonomi Pasitic (PECC), (1989-sekarang) Wk. Ketua Yayasan LIA (1988-sekarang) - Anggota International Institute for Stategic Studies (1972-sekarang) - Anggota Dewan Penasehat Yayasan Paramadina (1990-sekarang! - Anggota Dewan Penasehat “The Nature Conservancy" (1992-sekarang) - Co-Chairman CSCAP (Council for Security Cooperation in Asia Pacific) (1993-sekarang) - Anggota Dewan Kehormatan Yayasan Indonesia Executive Service Corp (1993-sekarang) - Anggota Board of Trustees U.S - Indonesia Society (1994-sekarang) - Widiaswara Lemhanas, Seskoabri, Seskoad (1988-sekarang) - Aktif dalam Seminar/Simposium di dalam dan luar negeri (+170 karya tulis).
Ini demokratis. Bawahanpun dilibatkan dalam memecahkan setiap masalah yang timbul. Atau secara tak langsung, diajak ikut dalam proses pengambilan keputusan. Namun kalau suatu keputusan sudah diambil, harus diyakini sebagai yang terbaik. Relevansi pemikiran Hasnan Habib, tak hanya menyangkut satu bidang masalah. Sebagai contoh, ia cepat menguasai isu-isu baru, membuat perkiraan-perkiraan yang jitu. Setelah tak lagi aktif di bidang Hankamnas, ia lebih banyak menujukan pemikirannya kepada masalah ekonomi. Mengamati pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurutnya menunjukkan ketahanan yang semakin meningkat. “Mampu menghadapi segala akibat iklim ekonomi luar negeri, walaupun resesi dunia masih berlanjut," katanya dalam suatu kesempatan ketika menjadi Dubes RI di Washington. Kata Hasnan Habib : "Pembangunan nasional di Indonesia meliputi aspek kebutuhan materiel dan spiritual, yang diarahkan untuk mencapai tujuan Trilogi Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, stabilisasi, dan pemerataan." la memberikan beberapa contoh sejak awal Pelita 1 hingga Pelita III.
Antara lain inflasi yang 60% bisa ditekan hingga 6,5% dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari2 % menjadi 9,6%. Sedangkan produksi beras dari 10,5 juta ton naik menjadi 23 juta ton, dan produksi minyak mentah yang semula 151,3 juta barrel bisa menjadi 557,2 juta barrel. Demikian pula penanaman modal dalam negeri yang semula hanya 9,6% menjadi 23,3%. Tetapi ia mengakui, resesi dunia yang berkepanjangan mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia, walaupun ekspor dan cadangan devisa selama periode itu meningkat Perkembangan yang demikian cepat, menurut Has (panggilan akrabnya) merupakan tantangan. "Perlu tenaga manusia yang berdaya guna," katanya. Ia juga memandang perlu memperluas kerja sama dengan negara-negara sahabat. Terutama di bidang perdagangan, penanaman modal, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dan ternyata, pandangan dan pikiran ekonomi Hasnan Habib beberapa tahun yang lalu yang menjangkau jauh ke depan, sangat relevan dengan pertumbuhan ekonomi selanjutnya, baik di dalam negeri maupun hubungannya dengan perkembangan di luar negeri.
Begitu pulang dari Amerika Serikat, Hasnan ditugaskan sebagai Penasihat Menristek/ Ketua BPPT. Ia mengaku sangat dekat dengan Menristek Prof. Dr. B.J. Habibie. Begitu Konperensi Non Blok selesai, ia mendapat tambahan tugas di bidang diplomasi lagi, sebagai Dubes Keliling GNB untuk kawasan Amerika, Karilia, dan Amerika Latin. Pada zaman Jepang, Hasnan Habib bersama teman-temannya 12 orang berinisiatif minta dilatih militer oleh Jepang. Disetujui, lalu mereka dipersiapkan untuk Indonesia merdeka. Tetapi ketika Jepangkalah sebelum proklamasi, mereka dibubarkan. Namun setelah proklamasi, bergabung ke dalam kesatuan yang diprakarsai Ismael Lengah. Maka bermulalah karier Hasnan Habib di dalam TNI. Tentang keberhasilan yang ia capai, menurutnya disebabkan tak pernah berhenti belajar. Tak ada waktu kosong yang tak dimanfaatkan. Ia banyak membaca. "Yang penting, saya tak pernah bersikap menanti, malah sering tugas yang menunggu." Tanggapannya tentang Sumatra Barat? "Saya merasa bangga dengan pembangunan di Ranah Minang," katanya. "Jalan-jalan sudah bagus hampir mencapai seluruh pelosok. Listrik sudah masuk desa. Ini prestasi. Wajar Parasamya dua kali ke Sumbar."
Peranan Gebu Minang dalam meningkatkan taraf ekonomi Sumatra Barat ia nilai amat positif. Sayang, keberadaan para perantau belum merata untuk aktif di dalam Gebu Minang. Tujuannya sudah baik. Seperti mendirikan BPR, buat mengangkat pedagang kecil agar meningkatkan kemampuan dan kemandirian. Cuma belum semua rencana terealisasikan. Tentu memakan waktu dan proses. Namun ide ini harus didukung semua pihak. Ini perlu diprioritaskan. Hasnan Habib yang kini telah pensiun dari dinas militer, terakhir memegang jabatan di Hankam sebagai Kepala Staf Administrasi Hankam, Kaskopkamtib III, dan mewakili ABRI di MPR hingga tahun 1978. Lalu ke bidang diplomasi, Dubes RI di Muangthai, merangkap Wakil Tetap RI pada Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), sebelum ke Washington. Hasnan menikah dengan Naida Zastia yang berasal dari Kota Padang, pasangan ini dikaruniai empat orang anak. Senang menikmati musik klasik, gemar membaca, dan juga rajin bermain tenis. Ia juga rajin menulis terutama untuk lembaga pendidikan ABRI. la juga menyandang 19 bintang dan lencana, antara lain Bintang Mahaputra Pratama. *** Page 5
katan yang dilakukan Nazri Adlani Ketua Yayasan Mukmin Sumut, Ketua tanggung jawabnya tak hanya medengan pihak-pihak yang berwenang Panitia Pembangunan Mesjid Per- nyangkut finansial. Ia pun memikirdi pusat. Berkenaan dengan urutan juangan Medan, Pembina Yayasan kan banyak segi tentang wadah penkelima Panca Upaya nya, di samping Nahlah Club, Pembina ICMI Sumut, didikan yang dirintis oleh almarhum program KKN ke desa terpencil, maka dan penasihat Badan Musyawarah ayahandanya. Berkat kegigihan Nazri, lima fakultas yang ada dalam IAIN Masyarakat Minang di Medan. wadah tersebut tetap berjalan hingga SU, masing-masing punya desa Memang, Nazri Adlani dalam me- kini. binaan. mimpin IAIN Sumatra Utara di Medan, Kehidupan keluarganya? Ia ber"Masyarakat desa terpencil butuh mengupayakan agar Perguruan Tinggi bahagia dengan sang istri, Ny. Hajjah pertolongan," tukas Nazri Adlani Islam Negeri ini, selalu berorientasi Aniarti, putri Airbangis asal Pariaman, menyimpulkan. Rakyat di desa butuh ke depan. Dengan demikian, para yang membuahkan tiga orang anak, uluran tangan masyarakat kota. Inilah alumni yang dihasilkannya merupa- dua putri dan seorang putra. hakekat IDT dalam mengubahnya kan sarjana yang dapat mengikuti per- Pertemuan mereka unik. Tanpa menjadi desa tak tertinggal. kembangan zaman, yang mampu me- pacaran, tanpa perkenalan. Bertemu Untuk itu, putra Minang kelahiran nyesuaikan diri dengan laju pem- pertama kali setelah mereka dinyataUjung Gading ini, yang berkiprah di bangunan bangsa. kan sebagai suami istri pada tahun propinsi tetangga berkunjung ke ber- Putra Minang kelahiran Ujung 1972. Keasyikan dengan tugas sebagai bagai desa bukan hanya sebagai pim- Gading, sebuah kota kecamatan dekat perwira Pembina Mental Rohani Islam pinan pergururan tinggi, tetapi juga perbatasan Pasaman dengan Tapanu TNI/AD, Nazri terlambat kawin. menjadi utusan pemda membawa ber- li Selatan, walaupun sejak masuk dinas Sampai usia 33 tahun ia masih perjaka. bagai pesan gubernur Sumut, Marsi- ketentaraan selaku pembina rohani Sementara ibundanya sudah resah. pature Hutana Be, yaitu tentang pem Islam ABRI tak lagi pernah menetap Maka akhirnya ia menerima jodoh bangunan desa yang harus diprakarsai di kampung, namun di mana pun be- yang dicarikan oleh orang-tuanya. Ia langsung masyarakat masing-masing. rada ia tetap merasa dirinya sebagai adalah seorang dara tamatan MualliTak hanya itu, untuk kepentingan putra Minang min Muhammadiyah calon mahasiswi perguruan tinggi Islam yang kini di- Kecintaannya pada kampung IAIN Imam Bonjol Padang, bernama pimpinnya, Achmad Nazri Adlani juga halaman tak pernah pudar. Ia selalu Aniarti, berasal dari Airbangis. melakukan berbagai perjalanan ke memantau perkembangan Ranah Mi- Ketika calon istri yang tak dikenalluar negeri, menghadiri berbagai kon- nang, dan tetap membina pesantren nya itu didatangkan ke Jakarta, terferensi internasional, menandatangani Adlaniyah peninggalan ayahandanya. nyata Nazri langsung jatuh cinta pada berbagai kerja sama, dan menghadiri Untuk itulah ia berinisiatif membuka pandangan pertama. berbagai seminar. Malah, kunjungan 100 hektare lahan sebagai kebun kela- "Saya yakin, pasangan pilihan ke Universitas Ibnu Saud di Riyadh pa sawit, yang dikelola kelompok pe- bunda itu pasti yang terbaik. Tak ada tahun lalu, ia lakukan bersama Rektor- tani Adlaniyah. orang-tua yang memilihkan yang tak rektor IAIN Bandung dan Semarang Insya Allah tahun ini mulai meng- baik untuk putranya," begitu keyakinmewakili IAIN-IAIN se Indonesia. hasilkan, untuk mendukung dana pe- an Nazri. Dan.... ternyata mereka ru Kegiatannya di luar kampus juga santren itu, yang setiap tahun jumlah kun hingga kini, dan sampai kapantak kurang. Ia adalah ketua PITI Sumut, santrinya semakin meningkat. Namun pun. Insya Allah.*** Page 6
Nama : H. Ali Akbar Navis Tempat/tgl.lahir : Padangpanjang, 17 November 1924 Negeri asal : Padangpanjang Pendidikan - Ruang Pendidik INS Kayu Tanam (1932 - 1943) Pekerjaan 1. Buruh Pabrik Porselen Shiroki Kaisya, Padangpanjang (1943 - 1945) 2. Kepala Bagian Produksi Pabrik Porselen Papeberi, Padangpanjang (1945 - 1957) 3. Ketua Sanggar Seniman Arca, Bukittinggi, (1947-1948) 4. Penasihat Ahli RRI Studio Bukittinggi (1950-1958) 5. Kepala Bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan Propinsi Sumatra Tengah (1952 - 1955) 6. Guru gambar dan pekerjaan tangan, Sekolah Kepandaian Putri Bukittinggi (1955-1958) 7. Dosen Luar Biasa ASKI Padangpanjang (1968 - 1972) 8. Anggota DPRD Tk. / Sumbar (1972-1982) 9. Pemimpin Redaksi Harian Semangat, Padang, (1972-1973) 10. Manajer Umum Percetakan/Penerbitan Singgalang, Padang, (1982-1984) 11.Dosen Luar Biasa Fakultas Sastra Unand (1983) 12.Ketua Badan Wakaf RP INS Kayu Tanam (1969 - 1983) dan (1992 - sekarang) 13.Ketua Lembaga Gebu Minang Perwakilan Sunibar (1990 - sckarang) 14.Ketua Dewan Kesenian Sumbar (1993 - sekarang! 15. Anggota Dewan Pertimbangan DPD Golkar Sumbar (periode 1994 - 1999) Alamat : Jalan Benghuang No. 29, Padang, Telp. (0751) 32405
astrawan Haji Ali Akbar Navis Dalam ketuaannya kini, penga rang prosa terkenal Robohnya Surau tahan melihat orang susah, sengsara, Kami ini, ternyata tetap rajin. Ia masih atau teraniaya. Dan itu bukan karena kuat bolak-balik dengan mobil meia dermawan dan suka menolong. nempuh jarak 51 km Padang-kayu"Saya tidak tahan karena saya tidak tanam, untuk mengurus INS. Sekolah bisa menolong," sambungnya. yang didirikan Engku M. Syafei tahun Ada pengalaman menariknya 1926 itu, kini menerapkan program pada zaman Jepang. Saat itu banyak SMA-Plus. orang sakit dan teraniaya. Tentang “Dalam usia sekarang, tak ada ini, ada satu pengalaman yang paling rasa haru saya. Yang saya cemas, berbekas baginya. Sekali waktu pada justru, bisakah kerja saya selesai. zaman pendudukan Jepang, Navis dan Sebab, banyak kerja saya yang belum teman-teman sekerjanya pernah selesai," katanya. Menurut A.A. Navis, beriur membelikan baju untuk seorang ada dua hal, sekurangnya, yang memteman wanita yang sangat miskin, buat dia masih bergairah dalam usia karena baju yang dimilikinya sudah 70 tahun. Pertama, untuk bisa compang-camping. Setelah dibelikan menyelesaikan karangan yang belum baju, wanita tersebut tak pernah rampung. Kedua, mengurus INS, masuk kerja lagi. Dua bulan kemudi- meski yang satu ini dirasakannya an, wanita itu datang dengan berpa- sangat susah. Tetapi, "karangan mesti kaian bagus dan mahal. “Ternyata dia saya yang mengerjakan dan menyesudah menjadi selir Jepang. Luko hati lesaikan," kata A.A. Navis. Karena kami dibuatnya," ceritanya. itulah, salah satu doanya di Mekah, A.A. Navis yang kini dikenal ketika ia menunaikan ibadah haji atas sebagai sastrawan dan budayawan undangan Menteri Agama, tahun ternama adalah salah seorang otodi- 1994, adalah agar diberi kesempatan dak besar. Pendidikan hanya di- oleh Allah untuk menyelesaikan kerja dapatnya di ruang pendidik INS yang terbengkalai. (Indonesisch Nederlansche School - "Kalau tidak ada lagi pekerjaan, kemudian menjadi Institut Nasional saya bisa muno, pikun. MenyelesaiSjafei), di Kayutanam. "Tidak pernah kan yang susah-susah, itu menggairahdilanjutkan lagi. Kalau dilanjutkan, kan saya," kata penerima SEA Write tentu saya tidak seperti sekarang," Award, penghargaan sastra ASEAN katanya. Maksudnya, sudah jadi pro- dari Kerajaan Thailand, 1992. fesor? Navis tertawa. "Profesor yang A.A. Navis lahir di Kampung bodohnya. Soalnya, sekarang banyak Jawa, Padang panjang, 17 November yang jadi profesor karena sudah lama 1924. Nama pemberian orang-tuanya berdinas, bukan karena prestasi," Ali Akbar. Kawan sama besar, termakatanya. suk gurunya, memanggilnya Ali atau Tanggal 17 November 1994, Haji Akbar. A.A. Navis mempunyai sauA.A. Navis genap berusia 70 tahun. dara sebapak 16 orang. Sejak kecil ia Usia monumental ini dirayakan terbiasa berpikir dan membaca. "Saya dengan peluncuran dua buku se- tidak suka, tidak pernah punya hobi, kaligus: Otobiografi A.A. Navis dan duduk di lepau kopi," katanya. Surat dan Catatan Haji, pengalaman Kesukaan A.A. Navis pada kesenian A.A. Navis naik haji. Kedua buku itu sudah ada sedari kecil. Orang-tuanya diterbitkan PT Gramedia, diluncurkan yang bekerja di Perusahaan Kereta 30 November 1994, di Padang. Api, juga suka kesenian. Mamaknya Page 7
ukan karena ia mengaku seba- kasi. Ia justru lebih sering menolak gai lambang kemakmuran In- mempublikasikan apa yang telah didonesia, makanya H. Aminuzal Amin dermakannya. Bahkan juga tentang Dt. Rajo Batuah, DSNS, banyak dirinya, usaha dan bisnisnya. "Sebut menjadi buah bibir. Juga bukan karena sajalah sebagai pengusaha. Saya hakekayaan dan bisnisnya. Apa yang nya seorang trader, seorang pedagang dibicarakan tentang dirinya khusus- biasa," katanya merendah, ketika dinya di Sumatra Barat dan di kalangan wawancara beberapa tahun silam orang Minang adalah kedermawanan (lihat Singgalang, minggu III, 1987). dirinya dan penampilannya yang low Belakangan Aminuzal Amin sudah profile, dan tak suka menonjolkan tak begitu tertutup lagi. Ketika diwadiri. wancarai di Regent Hotel of Kuala "Saya memang lambang kemak Lumpur seusai ia menerima darjah muran Indonesia," katanya. Tapi per- Dato' Setia Negeri Negeri Sembilan nyataannya itu tak berkaitan dengan (DSNS) 19 Juli 1991, ia sudah mau harta atau sejumlah perusahaan yang menyebut sejumlah perusahaan yang ia miliki, melainkan karena postur tu- dikelolanya dan di mana ia menjadi buhnya yang terbilang subur. share holder (pemegang saham). Dengan tinggi 174 cm, berat badan Ketika ditanya tentang aset perrata-rata 94 kg, sosoknya memang di usahaan dan jumlah share yang ia atas rata-rata orang Indonesia. miliki di masing-masing perusahaan, Bagi kebanyakan orang Minang, ia langsung berkilah, "itu yang tak sebagian diri Aminuzal adalah misteri boleh saya sebutkan." sekaligus fenomena yang senantiasa Namun, seperti diketahui, bisnis mengundang perbincangan. Ia banyak utama Aminuzal Amin adalah di sekmembantu pembangunan di Sumatra tor minyak bumi. Ia dikenal sebagai Barat, memberikan sumbangan untuk Executive Vice President PT Permindo pembangunan mesjid, menyumbang Oil Trading, perusahaan patungan peralatan dan fasilitas untuk pergu- dengan Pertamina yang bergerak di ruan linggi, ikut membiayai berbagai bidang perdagangan minyak mentah. event kebudayaan dan olahraga, dan Selain itu, ia dikenal sebagai salah sebanyak lagi. Setiap kali menyumbang orang share holder PT Nusa Bank jumlahnya puluhan bahkan ratusan Internasional, dan duduk sebagai juta rupiah. komisaris Nusa Bank, bank swasta Mesjid Raya Tanah Datar di Paga- devisa dari kelompok usaha Bakrie ruyung di samping kantor Bupati Ta- itu. Bersama Nirwan Darmawan nah Datar yang menghabiskan biaya Bakrie, Aminuzal Amin juga menguapembangunan sekitar Rp.300 juta, sai 90 persen saham PT Bank Nasional, salah satu sumbangannya untuk kam- bank swasta tertua di Indonesia yang pung halaman. Namun, lebih sering berdiri di Bukittinggi (1930) dan kini ia mau disebut "hamba Allah" saja. mempunyai kantor pusat di Jakarta. Tetapi banyak orang tahu, dalam Di samping sektor bisnis, Aminuberbagai kesempatan pengiriman mi- zal Amin Dt. Rajo Batuah juga aktif di si kesenian Minang ke luar negeri, bidang politik sebagai salah seorang Aminuzal-lah yang membiayai. wakil rakyat Sumatra Barat di Lembaga Memang, putra Minang yang Tertinggi Negara, MPR-RI. Sejak tahun Penghulu Suku Gudam Balaijanggo, 1992, ia tercatat sebagai anggota Pagaruyung, ini berbeda dengan se- Fraksi Karya Pembangunan MPR, mementara dermawan yang haus publi- wakili daerah pemilihan Sumbar. Page 8
tetapi lebih-lebih di ibukota, namun Lalu tidur di surau. Amir Syarifuddin tetap dikenal sebagai Didikan seperti tokoh yang hidup sederhana. Walau- itu, tidak hanya pun kini masih memangku berbagai mengajarkan kemanjabatan penting selain Ketua MUI dan dirian, tetapi juga ada BAZIS Sumbar ia juga Wakil Korwil hasilnya secara ekoICMI daerah ini namun penampilan- nomis. "Waktu masih nya tak mengesan ia sebagai orang SD saya sudah menyang lama menduduki eselon I. coba membeli jam Hidup yang bersahaja dan tidak tangan dengan hasil ambisius, inilah pula kelebihan tokoh usaha sendiri. Dengan yang seorang ini. Dalam kesederha- mandiri, di situ dinaannya, ia adalah ulama dan cende- rasakan kehidupan kiawan Islam yang teguh dengan yang menarik dan prinsip, dan suka bicara apa adanya nikmat. Tapi kalau sekalipun dengan nada yang lembut pengalaman masa tidak meledak-ledak. Itu pulalah yang kecil yang sulit itu membuat ia disukai dan diterima oleh sekarang diceritakan semua kalangan, sekalipun sering me- pada anak-anak, kanampilkan kritik-kritik yang tajam. dang dianggap terlalu Mensyukuri nikmat, betapapun ke- mengada-ada," ujarcilnya, adalah prinsip dan pandangan nya. hidup yang dianut Amir Syarifuddin Namun, pengalasejak kecil. Betapa ia tidak bersyukur, man masa kecil inilah dalam perjalanan hidupnya, ia sudah yang diakuinya bisa meraih berbagai nikmat dan berkah membuatnya senandari-Nya. "Teman-teman saya di masa tiasa menjalani pola kecil ada yang tak tamat SD. Saya bisa hidup hemat dan semelanjutkan pendidikan, karena mau derhana. Tahun 1967, ketika baru bersusah payah, mau bekerja keras berusia 30 tahun, ia sudah dipercaya dan menekuninya dengan segala suka sebagai Pembantu Dekan Fakultas dan duka. Apa yang dicapai ini, tentu Tarbiyah IAIN, Ciputat, yang dijasangat saya syukuri," ujarnya. batnya selama empat tahun. Selama Menurut Amir, masa kecilnya sa- tahun 1974 sampai tahun 1979, ia ma dengan anak-anak lain sezaman- dipercaya pula sebagai Dekan nya. Pada masa penjajahan, hidup Fakultas Syariah di IAIN yang sama. agak menderita dan sering kekurang- Sebagai ilmuwan agama dan cenan. Namun, orang-tuanya mengajar dekiawan muslim, perannya tidak kan hidup agar tidak boros dan tidak hanya sebatas dinding kampus. Nama cengeng. Kehidupan waktu kecil itu Dr. Amir Syarifuddin juga tercatat cukup sederhana. Bahkan, sejak kecil sebagai salah seorang yang ikut memia sudah berusaha mandiri, misalnya bidani kelahiran BAZIS (Badan Amil dengan menjajakan kue. Zakat, Infaq dan Sadaqah) DKI Jakarta, Hidup di kampung, orang-tuanya tahun 1975. Lembaga itu pulalah yang sudah mendidik Amir bekerja keras ia pelopori pendiriannya di Sumbar dan mandiri. Selesai shalat subuh, delapan belas tahun kemudian, dan Amir mencari rumput untuk makanan ia dipercaya sebagai ketuanya yang kerbau. Sesudah itu mengeluarkan pertama. kerbau dari kandang, lalu bersiap pergi Selain itu, karena keahliannya disekolah. Sepulang sekolah, kembali bidang hukum Islam, sejak tahun 1979 memasukkan kerbau ke kandang. ia diangkat menjadi anggota Badan Malamnya mengikuti kursus-kursus. Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)
yang beranggotakan para pakar hukum dari berbagai bidang. Dan sejak 1979 pula ia tercatat sebagai salah seorang Manggala di BP-7 Pusat. Tahun 1983 Prof. Dr. Amir Syarifuddin terpilih dan diangkat menjadi Rektor IAIN Imam Bonjol di Padang. Jabatan eselon I di kampung halaman sendiri itu dipercayakan kepadanya dua kali periode (1983 - 1992). Di tangannya, IAIN Imam Bonjol cukup maju, dan mampu berkiprah secara menonjol sehingga merupakan salah satu institut sejenis yang terkemuka di Sumatra bahkan Indonesia. Selesai degan jabatan Rektor IAIN-IB, Prof. Dr. Amir tak hendak kembali ke almamaternya IAIN Ciputat. "Sudah pulang ke kampung masa merantau lagi," ujarnya. Makanya, ia kini tetap aktif sebagai guru besar hukum Islam di perguruan tinggi tersebut. Di samping itu, sejak beberapa ta Page 9
penting untuk menempa kemandirian pemimpin yang lemah dan gampang 12 halaman kembali. kaum wanita, yaitu ketika masih gadis menyerah. Di luar dugaan, "Waspada" Melalui peristiwa itu, Ani anak waktu menikah, mengurus suami, keesokan paginya tetap terbit, walau- bungsu dari dua bersaudara ini, bermengurus anak-anak sebagai ibu, dan pun dengan jumlah halaman yang hasil membuktikan bahwa wanita juga kelima yang dinamakannya "Panca mnyusut menjadi empat halaman da- mempunyai kemampuan dan ketangDharma Wanita", yaitu wanita yang ri 12 halaman pada hari-hari biasanya. guhan untuk mengatasi kesulitan sebekerja di kantor ataupun menambah Edisi itu khusus memuat foto-foto pengetahuan di bidang yang disukai- dan menceritakan musibah yang me- Pengalaman jurnalistik yang nya apabila terpaksa hidup sendiri nimpa "Waspada". Pembaca berebut menghantarnya mengunjungi negaraseandainya ditinggal suami. negara di dunia, seperti : Di samping itu juga untuk Amerika Serikat, Belanda, mengabdi pada bangsa dan Republik Rakyat Cina, negara. Belgia, Perancis, Turki, JeKata Ani: "Wanita harus pang, Filipina, Jerman Barat, tabah menghadapi segala Hongkong, Srilanka, dan Macobaan dan rintangan." Ani laysia, merupakan bukti lain memegang kalimat ini se kemampuan Ani Idrus sebabagai falsafah hidup dan ia gai wartawati tangguh. Dan membuktikan ketabahannya wanita mandiri ini tetap meketika gedung harian "Was rupakan wartawati terkemupada" yang terbit di Kota ka hingga kini. Undangan Medan terbakar pada tahun untuk mengunjungi manca1983. Ia menderita kerugian negara datang tiap tahun. yang cukup besar. Akibat Semua kehormatan musibah itu, hingga saat ini itu diperoleh Ani di luar Saharian "Waspada" masih da wahlunto, tanah kelahiranlam kesulitan. nya, yang telah memberi ia Sebagian besar orang ide untuk menunjukkan kemenduga riwayat harian mampuan, ketangguhan, se"Waspada" telah berakhir. kaligus ketabahan seorang Akan sangat sulit bagi harian wanita. Ia sendiri tidak henini bisa terbit kembali, demi dak melupakan itu, apalagi kian pandangan banyak Sumatra Barat juga telah orang. Ketika Ani mengatami mengalami banyak perkemmusibah itu, koran-koran di bangan. "Wanita Sumatra seluruh Indonesia menurun Barat sekarang sudah maju," kan berita dan memuat ko tutur Ani. mentar yang meragukan ke Ditegaskan oleh wamampuan surat kabar yang nita yang akrab dipanggil besar dari kancah perjuangan Bunda ini, bahwa kemajuan ini untuk bangkit lagi. Bahkan itu harus terus dikejar untuk ada diantaranya yang menyarankan membeli, bahkan mereka mau mem- menghadapi tahun 2000. Menurutagar pemerintah turun tangan untuk beli dengan harga Rp 1000,- (seribu nya, arus globalisasi yang akan semamembantu. Akan tetapi, bantuan itu rupiah), padahal harga ecerannya Rp kin intens akan sangat menentukan jauh panggang dari api. Minimal, kata 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) keberhasilan pembangunan Indonekoran-koran itu, membutuhkan waktu pereksemplar. Seluruh edisi hari itu sia. Untuk itu, wanita harus turut metiga bulan untuk bisa terbit lagi. habis terjual. Kenyataan ini merupa- megang peranan dalam setiap derar Wartawan dan karyawan pun seperti kan bukti bahwa para pembaca sangat langkah pembangunan nasional. kehilangan semangat. mencintai "Waspada". Hari-hari be- "Dalam berbagai hal wanita tidak lebih Akan tetapi, Ani Idrus mampu rikutnya "Waspada"terbit dengan me- rendah dari pria," sambung Bunda menunjukkan bahwa dia bukanlah nambah halamannya sampai menjadi dengan semangat *** Page 10
orang, 80% di antaranya bersenjata- pada daerah yang penting dan akibat- memimpin pasukan sebanyak satu kan semiotomatis," cerita Anwar. nya tentu mengarah ke politik yang kompi. Selama berhadapan dengan akan menguntungkan pemerintah kita Setelah kejadian itu, menurut tentara Sekutu yang memboncengkan pada waktu itu. Anwarbey pikiran dan tenaganya ditentara NICA, pertempuran kecilham- "Sebagai komandan pasukan pusatkan pada pasukan yang dipepir tiap hari terjadi di Jakarta, teruta- saya tidak begitu diacuhkan oleh mu- rintah dari satu daerah ke daerah lain, ma di sepanjang Jalan Kramat dan suh karena mereka menganggap pe guna melancarkan perang gerilya dan Kwitang. Senjata-senjata didapat rang frontal tidak terlalu sulit untuk sekali-sekali secara frontal, sampai dengan cara merampas, membeli, dan menghadapinya. Tetapi sebagai ko- saat menjelang pensiun sebagai kosebagian dari pertempuran dengan mandan pasukan bawah tanah, me mandan kompi. pasukan-pasukan kecil yang dengan mang nama saya yang dicari Nefis Sebagai insan yang pernah hidup gampang dapat direbut senjata (Belanda). Dengan segala cara mere- dalam tiga zaman, jelas sangat banyak mereka. ka berusaha menangkap saya, tetapi yang dialami pria yang banyak memPasukan yang terkoordinasi rapi agak lama baru terlaksana keinginan peroleh Satyalencana kemerdekaan yang dinamakan Badan Keamanan mereka, itu pun karena kolaborator ini. Namun yang paling berkesan meRakyat (BKR), yang kemudian menjadi pengkhianat) yang kebetulan juga ( nurutnya adalah penghidupan dan Tentara keamanan Rakyat (TKR), adalah anak buah saya. Saya terpe- kehidupan selama di tanah leluhurselanjutnya Tentara Republik Indo- rangkap setelah selesai pertemuan nya, Sumatra Barat. "Zaman dahulu," nesia (TRI), dar. katanya, "hampir seakhirnya menjadi mua orang-tua memTentara Nasional punyai prinsip hidup Indonesia (TNI). yang seragam, bah"Saya yang waktu wa anak laki-lakiusia itu sebagai koman 6-7 tahun, sudah hadan ditugaskan rus diajar mandiri di memimpin pasu surau-surau, dan sukan yang selalu dah mulai ditempa ada di lapangan. baik agama maupun Pada saat tertentu ragam kehidupan lasebagai anggota in untuk para santri pasukan bawah kecil itu. Mereka ditanah, secara ber pimpin oleh para kala harus mema 'guru' yang tanpa suki kota-kota pamrih. Tanpa disayang diduduki mu dari akan terlihat casuh antara lain lon-calon pemimpin kota Bandung dan masa mendatang." Jakarta, karena pa-sukan saya berada dengan para komandan bawah tanah Dari sinilah menurutnya urang awak di bawah Panglima Divisi Siliwangi," di Sawah Besar (gang Budding)." dahulu mencetak ratusan pemimpin pengagum dua proklamator Indone- Penangkapan terhadap Anwar- dalam berbagai bidang kehidupan. sia ini bercerita tentang pengalaman bey sampai ke Sutan Syahrir. Jika dahulu surau memegang juangnya. Anwarbey diperlakukan tidak seperti peranan yang penting dalam memSelanjutnya dia menjelaskan, perlakuan 'extremist karena memo- bentuk akhlak yang baik termasuk "Keberadaan saya di Jakarta hanya randum dari Sutan Syahrir. Melalui kemandirian, menurut pandangan diketahui oleh Ketua Misi Indonesia, cara diplomasi oleh misi yang dipim- pemegang falsafah hidup : hidup waktu itu Sutan Syahrir. Keberadaan pin oleh Sutan Syahrir akhirnya damai berawal dari silaturahmi, lawan beliau di Jakarta memang resmi dike- Anwarbey yang baru-baru ini mem- satu amatlah berat, kawan sejuta tahui oleh Amacab dan NICA. Misi peroleh anugerah Gelar Kehormatan masih sedikit, teguhkan iman sejak di bawah tanah yang ditugaskan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI ini awal ini belumlah terlambat untuk kepada saya selain kampanye bisik- dibebaskan. Pimpinan gerakan bawah memulai lagi pada zaman sekarang. bisik dan adu domba (fluister cam- tanah kemudian diserahkan kepada Ninik mamak, alim-ulama, cerdikpange) juga sabotase yang ditujukan pimpinan lain dan Anwarbey kembali pandai masih cukup punya wibawa Page 11
Nama : Kolonel Inf. Armedi Agus Tempat/tgl.lahir: Bukittinggi, 18 Oktober 1942 Jabatan : Wali Kota Madia Kdh. Tk. Il Bukittinggi Pendidikan - Sekolah Dasar di Maninjau, Agam (1954) - SMP di Maninjau (1960) - SMA-B di Jakarta (1963) - Akademi Militer Nasional di Magelang (1967) Pekerjaan - Dan Ton, Salatiga (1968-1969) - Wakil Komandan Kompi, Salatiga (1969-1970) - Pa Ops, Kasi I, Kasi II Korem Salatiga (1972-1977) - Wadan Yonif 403/5 Yogyakarta (1978 - 1980) - Dan Yonif 403/4 Cilacap (1980-1982) - Komandan Kodim 0718 Pati (1982-1983) - Kadep Olah Yudha Dam III, Padang (1983) - Damdim 0305 Pasaman (1984-1985) - Dandim 0304 Agam di Bukittinggi (1986 - 1987) - Wakil Asisten Sospol Dam I/Bukit Barisan, Medan (1988-1989) - Wali Kota Bukittinggi (1989-1994) dan (1994-1999) Alamat Kantor : Balai Kota Bukittinggi Jalan Sudirman 27 - 29 Telp. (0752) 21879 Bukittinggi
ang Pembuat Sejarah, itulah ju- merusak kehidupannya. Lebih baik lukan yang tepat diberikan untuk saya panggil, saya marahi, kalau perlu Kolonel Inf. Armedi Agus. Dari 19 saya maki, agar dia tak mengulangi orang Wali Kota Bukittinggi hingga kesalahannya. Nah, setelah itu ia akan saat ini, barulah ia yang tercatat me berubah dan menjadi lebih baik," ujarmangku jabatan dua periode. Dan di nya tentang bagaimana ia memimpin bawah kepemimpinannya pula Bukit- dan membina staf. tinggi diakui oleh negara sebagai Meski mengaku sebagai 'wali kota Daerah Tk Il yang mampu meraih pemberang', namun ia termasuk peprestasi pembangunan tertinggi di- jabat yang pintar mengendalikan emoantara 14 Dati II di Sumbar dan berhak si dan perasaannya. Armedi bukanlah meraih Pataka Parasamya Purnakarya orang yang suka meledak-ledak. Nugraha Pelita V. Bahkan, ketika pertama kali diberi Prestasi tertinggi dan terhormat informasi bahwa Bukittinggi meraih Bukittinggi ini, melengkapi dua pres- Parasamya Purnakarya Nugraha, ia tasi nasional sebelumnya: yakni dua tetap biasa-biasa saja. "Ucapan saya kali meraih Adipura Kencana sebagai pertama hanya alhamdulillah," ujarKota Terbersih dan dua kali pula me- nya datar. "Setelah itu, tentu ada rasa raih Wahana Tata Nugraha untuk bi- bangga, lalu rasa percaya diri bahwa dang ketertiban lalulintas yang kita lakukan selama ini sudah Reputasi dan berbagai prestasinya tepat dan diakui secara nasional." kadang membuat orang penasaran Tentang kiatnya memimpin Bukituntuk lebih mengenal pria berwatak tinggi, Armedi Agus mengatakan bahtenang dan cenderung pendiam ini. wa hal pertama yang dilakukan ketika Memang, pria yang kelihatan awet pertama menjadi wali kota adalah muda ini dikenal low profile, dan tak membaca situasi. "Dimiliter ada yang suka banyak bicara. diistilahkan Cumemu (Cuaca, Medan, Meski begitu penampilannya, na- Musuh). Tapi dalam memimpin mamun Armedi sendiri justru mengaku syarakat yang dibaca tentu situasi, sering memarahi stafnya. "Sampai- kondisi, dan tantangannya. Itulah sampai saya dikatakan wali kota pem- yang pertama saya lakukan di sini," berang," ujarnya mengaku terus ujar perwira bermelati tiga yang lama terang. Namun, katanya, itu dilakukan bertugas di Korp Intelijen tersebut. untuk kebaikan bersama dan untuk Setelah membaca situasi, mengememajukan Kota Bukittinggi yang di tahui medan dan tantangannya, ia pimpinnya. "Meskipun suka marah- membuat konsep-konsep dalam benmarah, tetapi Pak Armedi adalah tuk kebijaksanaan dengan harapan orang yang tak pernah tega member- tepat guna bagi kepentingan pemhentikan orang," ujar seorang staf yang bangunan daerah Bukittinggi. "Ibarat dekat dengannya. berjalan, kita lalui jalan yang sesuai Bagi Armedi sendiri, marah untuk dengan kondisi daerah," katanya. tujuan positif dan mendidik, adalah Kemudian ia bersandar kepada simbol dari keterbukaan. "Kalau ada tiga fungsi kepala daerah yang diempejabat yang tidak saya suka perilaku bannya, yakni sebagai administrator atau tindakannya, lalu saya ganti pemerintahan, pembangunan, dan kediam-diam, berarti saya pendendam. masyarakatan. "Nah, yang saya prioriDengan saya berhentikan, dia belum taskan adalah kemasyarakatan ini," tentu akan jadi baik, bahkan mungkin katanya sembari mengulas ketiga Page 12
buku tersebut sebesar Rp 1.450.000,Uang itu sangat berarti, tetapi belum cukup untuk menerbitkan sebuah buku yang memadai. Beberapa tahun yang lalu Asbon pernah mendapat sumbangan uang untuk menerbitkan buku yang dicitacitakannya. Uang itu dipercayakan kepada salah seorang teman seraya menyiapkan buku. Uang itu segera saja hilang dan yang mendapat kepercayaan pergi entah ke mana. Asbon yang lugu dan percaya kepada teman, akhirnya sangat kecewa. Kini, dengan bantuan Gubernur Hasan Basri Durin dan mengharapkan bantuan dari pihak lainnya, Asbon tengah menyiapkan selesainya buku kenang-kenangan Gumarang. "Bagaimanapun juga," kata Asbon, "saya sangat menghargai sumbangan Pak Hasan Basri Durin. Kepedulian beliau terhadap seni membuat saya takjub. Uang dari beliau saya titipkan di bank seraya menunggu tambahan dari dermawan yang mencintai seni."
Tugas mereka ialah menyelidiki be- diskotik. rapa jumlah anggota pasukan Sekutu Kemampuan Asbon dalam bidan apakah ada tentara Belanda yang dang musik ini memang dapat diliikut. Di antara "kuli-kuli" pilihan ini hat dari keandalan Gumarang. Itulah terdapat pula Awaluddin Djamin yang pula yang membawanya ke New York kemudian menjadi Kapolri, Amura World Fair tahun 1964 di Amerika (kemudian Prof. Drs. Amura), Serikat. Asbon tergabung dalam Misi Setelah pasukan Republik ter- Kesenian Indonesia dan berada di bentuk, Asbon resmi menjadi ang Amerika Serikat selama sebelas bugota Divisi Banteng dengan pangkat lan. Dari Amerika Serikat, Asbon dan sersan mayor. Ia mengundurkan diri rombongan meneruskan perjalanan dari ketentaraan pada akhir tahun ke Perancis, Belanda, Belgia, Mesir, 1954 karena kesehatannya tidak dan India. Ia juga mengunjungi mengizinkan. Honolulu dan Filipina. Pada akhir tahun 1948 Belanda Tahun 1970, Asbon sekali lagi di melancarkan serangan yang dikenal tunjuk untuk ikut dengan misi kesenisebagai Agresi II. Kota Bukittinggi di an Indonesia ke Expo 1970 di Osaka, duduki musuh dan Asbon tertang- Jepang. Misi tersebut berkunjung pula kap. Dia dimasukkan ke dalam pen- ke Tokyo, Hiroshima, dan Nagasaki. jara, kemudian diperiksa. Karena tidak Kesan lain yang membekas di terdapat bukti-bukti bahwa ia anggota hati Asbon ialah kegiatannya pada tentara, Asbon dibebaskan kembali. saat meletusnya pengkhianatan Setelah mengundurkan diri seba- G-30-S/PKI. Selama berlakunya jam gai tentara Asbon meninggalkan malam, Asbon dan kawan-kawan berPadang menuju Jakarta. Pada waktu tugas menyelenggarakan hiburan itu (1954) Orkes Gumarang sudah untuk prajurit, bahkan hampir setiap terbentuk di bawah pimpinan Alidar. malam. Atas beberapa pertimbangan, Guma- Dewasa ini Orkes Gumarang rang diserahkan kepada Asbon untuk sudah tinggal sebagai sejarah. Para memimpinnya. Sejak itu Asbon me- pendukungnya sudah berangkat tua, mulai pergulatan yang tidak ringan sedangkan penerusnya boleh dikatauntuk mengangkat Gumarang dan kan tidak ada. Memang ada beberapa memperkenalkan lagu-lagu modern orkes yang mencoba mengikuti jejak yang berakar dari lagu Minang. Gumarang, tetapi keandalan Guma Karier musik Asbon di Gumarang rang belum tersaingi. Sungguhpun benar-benar dimulai setelah pimpin demikian masih banyak orang yang an Gumarang berada di tangannya ingat kepada Gumarang, si Kuda Putih sejak bulan Mei 1955. Ia tidak pernah yang gagah itu! Baru-baru ini terbit lagi berpisah dengan Gumarang sam- sebuah buku kecil yang khusus mepai Gumarang kelelahan karena usia muat lagu-lagu yang dibawakan Gutua. Kuda putih yang gagah dengan marang. Akan tetapi, buku itu tidak suara melengking itu yang berlari sece- memuaskan karena tidak ditata secara pat kilat, akhirnya kehabisan tenaga. rapi. Kini ia menjadi nostalgia yang kadang Asbon sendiri sudah pensiun kadang membuat Asbon tersenyum (sejak tahun 1980). Kecintaannya kebahagia atau menitikkan air mata pada lagu-lagu Minang tidak pernah kerinduan. surut. Keinginannya kini ialah menerPada saat Gumarang berada di bitkan buku yang memuat lagu-lagu tangannya, Asbon sekaligus menjadi Gumarang. Masalahnya terbentur pegawai negeri RRI pusat. Di sinilah kepada biaya. Dari Gubernur Sumatra ia berkiprah sampai pensiun. Di RRI Barat, Drs.Hasan Basri Durin, ia menia ditugaskan di bidang musik dan dapat sumbangan untuk penerbitan Page 13
Nama :Prof. Dr. H.Asri Rasad M.Sc.,Ph.D. Tempat tgl. lahir : Pariaman, 30 Oktober 1926 Pekerjaan : Rektor Universitas Yarsi Pendidikan - Holland Inlandsche School (1939) (1943-1945) Fakultas Kedokteran (1948-1949) - Fakultas Kedokteran UI (1950-1957) - Univ. of California Berkeley & School of Biological Sciences, Univ. of Tennessee, Memphis, AS (M.Sc., 1958-1959) - Oak Ridge Institute of Nuclear Studies Medical Division, Preclinical Laboratory, Oak Ridge, Tennessee, AS (1959-1960) - WHO International Training in Labora tory and Field Methods of Human Population Genetics, Atomic Energy Establishment, Biology and Medical Biology and Medical Division, India (1963) - School of Basic Medical Science, Medical Units, University of Tennessee, AS (Ph.D.,1968-1971) - Post Doctoral Fellow Departement of Biochemistry, University of Tennessce, AS (1971-1973) Pekerjaan dan Jabatan : 1945-1948 Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Bagian Penghubung (Liason) 1948-1956 Guru pada beberapa sekolah : 1. SMP dan SMA API (Angkatan Pemuda Indonesia), Jakarta 3. Sekolah Analis, Negeri, Jakarta 1951 Asisten Mahasiswa, Bagian Biokimia Fak. Kedokteran Univ. Indonesia, Jakarta 1952 Lektor Muda, Bagian Biokimia Fak. Kedokteran, Univ. Indonesia, Jakarta 1955 Lektor, Bagian Biokimia Fak.
aktu masih duduk di HIS, ia Ternyata hasilnya tidak menge sudah tidak tidur di rumah cewakan. Tentu saja sambil jalan beorang-tuanya, akan tetapi disuruh me- lajar juga. Saya baca berbagai buku nemani nenek (ibu dari ayahnya) tentang pengajaran bahasa Indonesia, setiap malam. Di samping itu, ibunya sehingga saya pun punya modal. Itusudah mempersiapkan Asri untuk me- lah untuk pertama kali putra Pariaman rantau, guna melanjutkan pelajaran ini berkenalan dengan profesi guru. ke Pulau Jawa. Asri kecil sudah di Lalu berkembang. Ia pun mengajar di ajarkan memasak, menjahit pakaian SMA Budi Utomo dan Sekolah Analis dan menyetrika. Begitu selesai HIS ia Kimia Negeri di Jakarta, hingga tahun dikirim ke Jawa untuk masuk MULO. 1956. Selama perang kemerdekaan, Sejak itu, dunia pendidikan sudah Asri Rasad bergabung dengan BKR, merupakan bagian hidupnya. Masih yang kemudian menjadi TKR dan ke- dalam status mahasiswa Fakultas mudian menjadi TRI, sebagai tentara Kedokteran UI, ia dipercaya menjadi penghubung Markas Besar TRI di Asisten Dosen Bagian Biokimia FaYogyakarta (komandannya M.T. Har- kultas Kedokteran UI (1951), lalu lekyono) dengan Allied Force Head Qu- tor muda (1952) dan menjadi lektor arter (Mabes Tentara Sekutu) di Jakarta. tiga tahun kemudian. Ketika perjuangan sedang me- Tahun 1959 mendalami bidang muncak,muncul dua sikap terhadap kedokteran nuklir sebagai Visiting SciBelanda. Kooperasi (mau bekerja sa- entist pada Oak Ridge Institute of ma) dan nonkooperasi (sama sekali Nuclear Studies Preclinical tidak mau bekerja sama). Keadaan ini Laboratory,AS. Pulang ke Indonesia berakibat kepada pendidikan bagi ge- diangkat menjadi lektor kepala di FK nerasi muda kita. Sebab bagi mereka UI, dan tahun 1965 menjadi Kepala yang bersikap nonkooperasi, masuk Poliklinik Pusat Pendidikan dan sekolah Belanda "haram". Mau mem- Latihan Pertahanan Sipil Jakarta. buat sekolah sendiri, siapa yang akan Antara tahun 1966 hingga tahun mengajar ? Sementara sekolah- 1979, Asri Rasad menggeluti berbasekolah berada di bawah kekuasaan gai kegiatan ilmiah di bidang kedokBelanda. teran. Malah tahun 1977 untuk pertaWaktu itulah pemuda Asri Rasad ma kali dipercaya menjadi Pembantu yang lahir di Pariaman 30 Oktober Dekan I (akademik) FK-UI, dan untuk 1926 tampil menyediakan diri. Pada kedua kali menjabat jabatan yang tahun 1948 mengajar SMP API (Ang- sama pada tahun 1980. katan Pemuda Indonesia) di Jakarta, Tahun 1984 menjadi Dekan Fakemudian berlanjut di SMA API. Ia kultas Kedokteran, dan untuk kedua mengajar benar-benar dengan bakat kali menjabat jabatan yang sama paalamiah, sebab sebelumnya tidak per- da tahun 1987. Barulah setelah pennah belajar teori mengajar, sebagai- siun dari jabatan resmi di UI, Prof. Dr. mana dikembangkan di IKIP sekarang. H. Asri Rasad, M.Sc., Ph.D., selaku Uniknya, karena putra Minang, ia salah seorang pendiri Universitas dipercaya memegang bidang studi Yarsi, dipercaya menjadi rektor unibahasa Indonesia, hanya karena orang versitas ini. Minang dianggap mampu berbahasa Di samping jabatan-jabatan di atas, Indonesia dengan baik. "Ya, diterima Asri Rasad juga menjadi promotor saja," tukas Asri Rasad. "Bagi saya sepuluh orang yang tengah meramyang penting, bagaimana menyam- pungkan program doktor (S3) dan kopaikan sesuatu dengan baik, dan dapat promotor enam orang untuk program diterima pihak sana dengan baik juga," yang sama dan pembimbing tujuh kata pria yang pada masa pergolakan orang yang menyelesaikan program Dewan Banteng menjadi Ketua Persa- pasca sarjana (S2). tuan Mahasiswa Sumatra Tengah yang Sehubungan dengan karier yang berdiri di Jakarta. digelutinya, Asri Rasad juga aktif Page 14
Nama Lengkap : H. Asril Djon Datuk Dirajo : Pitopang Tempat/tgl.lahir : Desa Anding, Payakumbuh, 9 September 1946 Jabatan : Dirut PT Asto Saranatama Indah, Jakarta Pendidikan - SD di Anding, 1961 - Universitas Jayabaya, 2 tahun kuliah Pekerjaan - PT Farma Sari, 1970-1972 1972-1976 sekarang (usaha sendiri) Keluarga Ayah : Jamadin Dt. Bandaro Lepai Ibu : Hj. Nurani Isteri : Hefniwarti Bahus Nikah : 1971 Negeri Asal : Suliki Payakumbuh Anak-anak 1. Muharmen, 1972, Mhs. Jayabaya 3. Zularfan, 1975, Akademi Maritim Alamat Rumah : Jl. Bungur Raya No. 12, Beji Kukusan, Depok Utara
da beberapa cara untuk memper- Tersirat ada kecintaan yang dalam kecil kebiasaan merantau orang dari dirinya terhadap kampung hala- nyebut usaha yang di lakukan oleh Siapa Asril Djon ? Dia salah se- salah seorang pengusaha nasional orang profil pengusaha yang menapak yang berasal dari Ranah Minang, di dunia usaha mulai dari anak tangga Barat yang tertahan di kampung, bila suatu yang mudah bagi dirinya. Jatuh pengusaha-pengusaha Minang yang bangun dalam berusaha sudah sangat lain mengikuti jejak Nasroel Chas. sering dialami. "Cobaan dan rintangan "Itu yang pertama," katanya.yang saya alami bukan menjadikan "Yang kedua," lanjutnya, "seperti saya putus asa tapi justru saya lebih yang dilakukan Gebu Minang dengan giat lagi berusaha," tuturnya mengenai mendirikan BPR-BPR di wilayah perjuangannya dalam berusaha. wilayah yang mudah dijangkau." Dia Jika banyak pengusaha memilih menegaskan bahwa hal ini akan men- bisnis properti, perdagangan, konciptakan kesempatan kerja bagi pen- struksi, angkutan, dan sebagainya, duduk di pedesaan. Asril Djon, setelah merambah berDia juga menyatakan kepriha- bagai jenis usaha, sekarang memilih tinannya karena mulai hilangnya be- bisnis yang dahulu tidak banyak dimiberapa kesenian Minang yang dahulu nati pengusaha lain, kitchen set, yaitu sangat akrab di telinga orang Minang suatu bisnis bagaimana memfungsitermasuk perantaunya. Dia menyebut kan ruangan dapur seindah mungkin. saluang, rabab, salawat dulang, dan "Pengalaman saya dulu,"ceritarandai, kesenian khas Minangkabau Asril tentang bidang yang dipilihnya yang sudah sangat jarang dipentaskan untuk ajang usaha, "bila ada tamu, lagi di tanah tempatnya lahir. Dia me- maka tuan rumah akan buru-buru menyebut alternatif dengan mendirikan nutup ruang dapur. Tujuannya, agar sekolah-sekolah kesenian Minang se- ruangan yang sering diabaikan kebagai jalan keluar dari langkanya pe- indahannya ini tidak terlihat oleh mentasan kesenian yang pernah di- tamu."Sekarang tidak lagi. Asril Djon akrabinya itu. akan mengubah ruangan yang mungBila ini terwujud, dia optimistis kin awalnya merupakan ruangan kelas wisatawan yang datang ke Sumatra tiga, "sekarang menjadi kelas satu," Barat tidak hanya disuguhi panorama ujarnya mantap. Yang menjadi langyang indah oleh alam Sumatra Barat. ganan Asril adalah hotel-hotel, resto "Mereka juga akan terpesona ran, apartemen, dan rumah-rumah dengan beragam kebudayaan dan ke- kediaman kalangan menengah ke atas. seniannya," Asril berkata mantap. "Hai Gentong," begitulah dulu Disamping itu juga, Medan Nan biasa ia dipanggil. "Julukan itu melekat Bapaneh yang telah dibenahi bangu- karena saya dulu berdagang rokok nannya di beberapa tempat di Suma- Gentong. Langganan saya adalah tra Barat, tidak akan rubuh dimakan guru-guru di sekolah. Meski rumah rayap. mereka jauh dari tempat saya ber Page 15
Nama : Letnan Kolonel Atwir Maaleh : Ampang Kuranji, Koto Sijunjung Pendidikan - SD, Koto Baru dan Buo Lintau, 1954 - SMP, Batusangkar, 1957 - SMA, Padangpanjang, 1963 Keluarga Ayah : Maaleh Ibu : Nurani Isteri : Emma Menikah : 1970 Convention Centre Adesapto, SD (kelas VI) Penghargaan : 1. Wira Dharma (Dwikora), 1965-1966 1966-1967 Kalimantan) 1967-1981 No. 29 B RT 001/011 Jakarta Selatan Jakarta Pusat
twir Maaleh dilahirkan di Am- lukkan perjalanan yang berat itu. Kami pang, Kuranji, Sungai Dareh sampai di Ampang Kuranji dengan tanggal 15 Desember 1941. Ketika selamat. Dalam perjalanan, baik siang pemberontakan PRRI (Pemerintah maupun malam, kami berusaha menRevolusioner Republik Indonesia) jauhi pos-pos APRI. Jika tidak, pecah bulan Februari 1958 Atwir mungkin kami akan kena sergap dan berusia 17 tahun. Dalam usia yang habislah riwayat kami. demikian, ia tidak memahami secara "Orang-tua saya sangat heran, kemantap apa arti pemberontakan itu, napa dalam suasana yang demikian tetapi keadaan membawanya ikut. berbahaya saya sampai ke tempat beAda suatu pengalaman pribadi yang liau. Tentu saja seluruh keluarga cetidak bisa dilupakannya dalam kaitan mas dan harus berhati-hati. Saya hadengan pemberontakan tersebut. nya tinggal dua hari saja di tempat Begini kisahnya.: orang-tua saya, kemudian beliau me"Pada tahun 1960 pemberon- nyuruh saya kembali ke Buo. Dua hatakan sedang berada di puncaknya. ri cukuplah untuk melepaskan rindu Pertempuran terjadi di mana-mana. dengan orang-tua, dengan harapan Angkatan Perang Republik Indonesia mudah-mudahan keadaan cepat (APRI), begitu istilahnya waktu itu, aman kembali. sudah masuk ke pelosok-pelosok Su- "Patut diketahui bahwa daerah matra Barat. Akan tetapi, Buo yang Ampang Kuranji sudah diduduki oleh terletak di Kabupaten Tanah Datar APRI. Syukur bahwa agaknya tidak belum diduduki. Ketika itu, entah ka- ada yang melihat kedatangan saya, rena apa, saya sangat rindu kepada sehingga rumah orang-tua saya tidak kedua orang tua saya yang tinggal di dikepung. Ampang Kuranji, Sungai Dareh. "Setelah dua hari, saya dan Zul Dengan kendaraan bus, jarak ini me- Azhar teman saya, pulang kembali ke liputi sekitar 150 km. Tidak ada kenda- Buo. Perjalanan kali ini tidak menemraan di daerah PRRI, tetapi saya harus puh rute seperti dari Buo ke Ampang berangkat ke Ampang Kuranji. Maka Kuranji. Kami melewati Kabupaten dengan seorang teman yang enam Sawahlunto/Sijunjung yang bertahun lebih tua daripada saya, kami batasan dengan Jambi. Perjalanan ini berangkat melalui jalan setapak, me- sama beratnya dengan perjalanan senuruni lembah dan mendaki gunung, mula, tetapi waktu yang digunakan menempuh hutan rimba yang lebat lebih pendek, yaitu tujuh hari. tanpa rasa takut. Anehnya, selama "Di Desa Koto Panjang dekat Guperjalanan yang memakan waktu 15 nung Medan, Kabupaten Sawahlunto/ hari itu, kami tidak pernah bertemu Sijunjung, kami menyeberangi jalan. harimau, gajah, ular, atau binatang Di daerah itu sudah ada pos tentara buas lainnya. Mungkin binatang yang berasal dari kesatuan Sriwijaya. binatang ini sudah mengungsi jauh ke Barangkali ada yang melaporkan ketempat yang aman, mendengar tem- pada APRI tersebut bahwa ada dua bakan meriam dan senjata lainnya. orang "tentara" PRRIbaru saja menye "Barangkali dalam keadaan seka- berangi jalan. Sementara itu kami rang, jangankan 150 km berjalan kaki, sudah menyeberangi sungai dengan 50 km saja saya tidak akan sanggup. perahu atas bantuan penduduk seBoleh jadi karena dorongan rindu dan tempat. Ketika kami baru saja sampai cinta yang amat sangat kepada kedua di seberang sungai, sepasukan tentara orang-tua saya, saya mampu menak- dengan menaikijip datang ke tempat itu. Kami ditembaki dari seberang sungai, tetapi kami selamat. Teman saya, Zul Azhar memang membawa sepucuk senjata, sedangkan saya sama sekali tidak bersenjata. Begitulah ceritanya kami sampai lagi di Buo." Page 16
emula ia tak tertarik dengan minyak dan gas bumi (migas). Pertimbangannyapun bukan pertimbangan ekonomis, karena gaji yang lumayan misalnya. Motivasi utama ia masuk Pertamina, karena industri minyak dan gas akan berkembang hebat, sehingga di situ ia bisa mengem bangkan keahliannya di bidang perBIODATA mesinan, sesuai dengan ilmu yang ia kuasai sejak tamat Fakultas Teknik Nama : Ir. Azad Aziz (jurusan mesin) Universitas Indonesia. Negeri asal : Mato Aia - Kota Padang "Sebagai insinyur mesin, meTempat/tgl.lahir : Jakarta, 3 Mei 1946 Jabatan ningkatnya kebutuhan industri terPj. Pimpinan Pertamina Wilayah Kalimatan/ hadap mesin peralatan canggih, saya Manajer Unit Pengolahan Pertamina rasakan sebagai tantangan"tutur Azad. Balikpapan Akan tetapi, ternyata penguasaPendidikan : - SD di Jakarta (1958) annya tentang mesin, khususnya di - SMP di Jakarta (1961) Pertamina sebagai satu-satunya peru- SMA di Jakarta (1964) sahaan umum migas yang dimodali - Fakultas Teknik (mesin) UI, Jakarta (1971) - Profesional Development Program di San pemerintah, membuat putra Kota Fransisco, AS (1974) Padang kelahiran Jakarta ini, akhirnya Pengalaman Kerja : terlibat jauh dalam masalah permi- Masuk Pertamina di Jakarta (1971) nyakan dengan seluk-beluknya. - Pemeliharaan Kilang & Mesin serta Buktinya, dewasa ini ia bukan Perencanaan Kilang Jakarta (1971-1974) - Ka. Inspeksi khusus (1974-1978) saja dipercaya menjadi Manajer Unit - Inspektur Pemb. Kilang LNG Bontang Pengolahan Minyak di Balikpapan, (1974-1975) tetapi sejak awal tahun ini ia pun di- Ka. Insp Kilang Pertamina BPPN beri tanggung jawab lebih besar selaku (1975-1978) - Anggota Tm Pengembangan Kilang Pejabat (Pj) Pimpinan Wilayah PertaPertamina Balikpapan (1978-1980) mina Kalimantan, yang ruang lingkup - Peneliti di kantor Pusat Pertamina kewenangannya meliputi pulau besar (1980-1981) ini sampai ke Sulawesi. - Mereview & mengkoordinasi masalah mesin di London untuk Pembangunan/ "Andaikata dapat dikatakan sukPengembangan Kilang Pertamina di ses," kata Azad, "kuncinya kesungBalikpapan (1982-1983) guhan, tanpa terlalu memikirkan im- Quality Control & Inspection Projek Kilang balan yang diperoleh. Kembangkan Balikpapan (1983) rasa kebersamaan tanpa diganggu mo- Ka. Insp. Kilang Balikpapan (1984-1986) - Kasubdin Teknik Dit. Pengolahan Pertamina tivasi lain, kecuali ingin mengembangdi Jakarta (1986-1990) kan karier semaksimal mungkin. - Ka. Divisi Teknik Pertamina Jakarta "Akan datang hikmah dari kesung(1990-1993) - Manager Unit Pengolahan V Balikpapan guhan itu. Apakah setahun, dua, tiga, (1993-sekarang) empat atau sepuluh tahun kemudian. - Pj. Pimpinan Daerah Pertamina Kalimantan Itu pasti," katanya. Dari tekad besejak 1 Agustus 1994 gitulah ia berupaya memberikan yang terbaik dalam melaksanakan amanah yang dipercayakan padanya. "Jadi, untuk naik tak perlu men- dongkel atau menjatuhkan. Kemam-
puanlah yang mengangkat kita ke jenjang yang lebih tinggi, sesuai dengan kemampuan kita," tutur Azad memaparkan resepnya. Kilang minyak Pertamina Balikpapan kini memproduksi sepertiga kebutuhan minyak Indonesia, dan seluruh kebutuhan Indonesia timur dipenuhi dari sini. Di samping minyak, kini Pertamina merencanakan membangun projek pengembangan gasterbesar di dunia (LNG Plant). Persediaan cadangan gas yang tersimpan di perut bumi di kawasan ini (Kalimantan) cukup besar. Baik yang tersimpan bersama minyak, maupun khusus gas. Ini merupakan bahan bakar alternatif, manakala persediaan minyak bumi semakin menipis atau habis. Inilah semuanya yang kini dipimpin Azad Azis, selaku Pj. Pimpinan Wilayah Pertamina Kalimantan, sekaligus memimpin pengolahannya selaku Manager Unit Pengolahan. Dapat dibayangkan kesibukannya, yang harus mengantor di dua tempat dalam waktu yang bersamaan. Untuk masalah perminyakan, Azad Azis sudah berkunjung ke mancanegara. Baik dalam rangka pendidikan singkat di bidang perminyakan, menghadiri atau memberikan presentasi pada seminar-seminar perminyakan, tentang kesehatan/keselamatan kerja, atau sekedar saling tukar-menukar informasi antarnegara penghasil minyak dan lain-lain. Di Inggris maupun di Perancis, Azad Azis pernah memberikan presentasi pada beberapa seminar, dengan topik Sertifikasi yang diperlukan Industri Migas di Indonesia, terutama yang menyangkut peralatan khusus, canggih dan spesifik. Di dalam negeri pun Azad sering terlibat seminar, karena Pertamina melaksanakan pula program pembinaan karyawan untuk hal-hal yang khusus, Insinyur Haji Azad pokok, ia selalu hadir dalam perAzis, putra Mato Aia Kota temuan rutin, terutama pengajian yang Padang kelahiran Jakar- selalu diadakan keluarga Minang ASA ta 3 Mei 1946, adalah Page 17
kantor sekitar pumelaksanakan tu kul 17.00 bahkan gas pemerintahan. kadang-kadang Untuk menggalak bisa larut malam. kan pemasukan Kalau pulang soPajak Bumi dan re, ia menyedia Bangunan (PBB), ia kan waktu membersafari dari mes baca koran samjid ke mesjid, pai menjelang menggugah kesa magrib. Seluruh daran masyarakat koran yang tersebahwa PBB yang dia harus dibacadibayarkan itu nya semua, kareakhirnya akan na seperti dikatakembali kepada kannya, "koran itu masyarakat berupa merupakan bapembangunan ja gian Sosial konlan, pembangunan trol yang amat irigasi, gedung se penting. Kadangkolah, dsb. "Hasilnya luar biasa," kata lembutan itu tersimpan gelora sebuah kadang koran memberi kita informasi Aziz. "Pada tahun 1990 hanya 36 per- gunung api untuk berkarya memaju- yang tidak kita peroleh dari staf. Nah, sen PBB yang bisa ditagih. Tahun kan daerahnya. kalau satu hari saja saya tidak memba1991 naik menjadi 100 persen, se- Aziz adalah seorang pekerja keras ca koran, berarti koran itu sudah medangkan tahun 1992 dan tahun-tahun sejak mudanya. Jika bukan demikian, numpuk. Saya tidak bisa melewatkanberikutnya sudah berada di atas 100 ia mungkin masih menjadi Camat nya begitu saja." persen. Kenyataan ini membuktikan Harau atau Camat Kapur IX. Akan Untuk menjaga kesehatan tubahwa bila masyarakat memahami tetapi, karena dia mempunyai moti- buhnya. Aziz Haily melakukan olahsesuatu kebijaksanaan, mereka akan vasi untuk berkarier ia melangkah raga "wajib" sesudah shalat subuh, menerimanya dengan segala senang dengan pasti dan terus maju. yaitu lari pagi. Kebiasaan ini sudah hati." Dia demikian penuh tanggung dimulainya sejak tahun 1980, sejak Kita sering mendengar banyak jawab terhadap tugas yang dipikulnya. dari Jakarta. Ia mengenang asal mula cerita tentang keruwetan dalam pen- Ketika orang-tuanya meninggal, dia ia lari pagi: "Sejak latihan militer saya calonan pimpinan wilayah dan dae- sedang kedatangan tamu dari Jakarta memulai kegiatan tersebut. Sampai rah. Pada waktu Aziz Haily dicalon- yaitu Emil Salim dan Dr. Awaluddin kini lari pagi itu sangat membantu kan menjadi Bupati/Kepala Daerah Djamin. Dia harus hadir dalam acara menyegarkan jasmani saya, sehingga TK.II 50 Kota, prosesnya berlangsung bersama kedua tokoh tersebut. saya dapat bekerja dalam suasana tidak lebih dari tiga bulan. Rupanya "Sebelum saya berangkat ke acara, badan dan jiwa yang enak." semua pihak menerima kehadiran orang-tua (ibu) saya mau berbicara Ketika untuk pertama kali diperAziz yang dianggap sebagai pamong dengan saya," katanya mengenang caya memimpin Kabupaten 50 Kota, karier yang cukup pendidikan dan peristiwa sedih itu. "Dan saya katakan apa yang ingin diciptakan Aziz pengalaman. Di pihak lain ada juga agar bicaranya besok saja karena ada dengan perangkat pemerintah di selintas suara yang kurang yakin menteri datang. Ketika saya pulang, wilayah tersebut? bahwa Aziz akan mampu memimpin orang-tua saya sudah meninggal. "Aparat yang bersih dan berkabupaten tersebut. Alasannya ? Peristiwa ini membekas di hati saya. wibawa," katanya menegaskan. Penampilan Aziz lebih merupakan Dahulu orang tua saya banyak ber- "Masalah pokok yang dihadapi setiap penampilan seorang guru ketimbang cerita sehabis makan, tetapi setelah pemimpin mengenai aparatnya ialah seorang bupati. Aziz memang ber- saya menjadi bupati kesempatan masalah moralitas. Aparat yang meperawakan lembut sesuai dengan ke- semacam itu hampir tidak ada lagi ngabaikan moralitas tidak akan dilembutan tutur katanya. Akan tetapi, karena kesibukan. Itulah yang saya hormati, dan dengan sendirinya tidak seperti kata sebuah lagu, janganlah sesalkan." akan berwibawa. Sebaliknya, jika momembaca buku hanya dengan melihat Aziz Haily telah berangkat ke ralitas sudah menjadi bagian kehikulitnya. Di balik ketenangan dan ke- kantor pukul 07.00 pagi. Pulang dari dupan sehari-hari, soal kesejahtera Page 18
Nama : Dr. Azrul Azwar M.P.H Gelar : Rajo Mudo Panggilan kecil : Azrul Tempat/tgl.lahir : Kota Cane, Aceh Tenggara, 6 Juni 1945 Asal : Padang SD, tamat tahun 1958 Program Doktor di UI, 1991 Kursus - kursus 1. Epidemilogi (KB), Bangkok, Thailand 2. Administrasi Kesehatan, Baltimore, AS 3. Counseling KB, Manila, Filipina Keluarga Ayah : Azwar Mahmud (alm.) Ibu : Anisah (alm.) Nama Isteri : dr. Rihna A. Azwar, S.K.M Asal : Padangpanjang Nikah :1972 Nama Putrasi dan pendidikan : 1. Aidil Nusantara, Fak.Ekonomi Unpad 1. Ketua Senat Mahasiswa FK.UI Indonesia. Asean (Masean) 9. President Confederation Of Medical Asso ciation in Asia and Oceanea 10. Member of Planning Committee of World Medical Association Alamat : - Rumah, Jl. Mesjd Anwar III No. 12 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan - Kantor, Jl. Pegangsaan Timur No. 16 Jakarta Pusat
ahasiswa sekarang ini kurang banyakan anak-anak yang lainnya. aktif dalam masyarakat, tidak Pada waktu kecil ia suka berenang, seperti dahulu. Mahasiswa yang ha- mancing karena rumahnya dekat nya menekuni ilmunya saja kurang sungai. Suka main bola juga, bolanya tanggap dengan lingkungan masya- dari jeruk bali. rakat. Mudah-mudahan mahasiswa Di Langsa menamatkan SD dan mau menyisihkan waktu untuk kelas dua SMTP pindah di Tanjung mengenal dan aktif dalam masyarakat. Karang, Lampung. Sekolahnya ketingAkan tetapi saya tidak menyalahkan galan beberapa bulan karena pindahmahasiswa karena mahasiswa seka- pindah tetapi ia lulus dengan angka rang ini banyak diikat peraturan seper baik. ti NKK dan sistim SKS yang mengham- Kemudian ia pindah ke Jakarta bat mereka," demikian dr. Azrul Azwar karena menurut orang-tuanya kualiMPH. "Dulu mahasiswa cinta pada tas pendidikan di Jakarta lebih baik. aktivitas organisasi. Dan yang mula- la memasuki SMA Katolik Budaya nya tidak suka akan menyesuaikan dan setelah lulus ia diterima di IPB diri. Antara kuliah dan organisasi Bogor dan UI Jakarta. harus terjadi keseimbangan." "Tapi saya memilih FKUI karena biaya Putra Minang asal Padang ini da- hidup lebih murah dan orang-tua ada hulunya tokoh pergerakan mahasiswa di Jakarta," katanya. Indonesia. Ia aktif dalam organisasi, Tahun 1972 ia diwisuda di FKUI yaitu sebagai Ketua Dewan Mahasis- Jakarta sebagai dokter. Selanjutnya ia wa UI dan pengurus Himpunan Ma- menjadi staf pengajar FKUI sampai hasiswa Islam (HMI). sekarang. Kemudian ia dipercaya oleh "Di Dewan Mahasiswa saya aktif se- pimpinan Uluntuk memimpin projek kali sehingga sekolah saya mundur kerja sama antara UI dan Belanda di dua tahun, padahal saya sudah lulus," Serpong tahun 1973-1976. Tahun katanya. 1976 ia ke Amerika menyelesaikan la pernah menjadi Ketua Senat pendidikan ahli kesehatan masyarakat dan Ketua Dewan Mahasiswa UI di dengan gelar Master of Publik Health. Jakarta atau Ketua Departemen Kema- la juga mengajar di Universitas Trihasiswaan PB HMI. Ketika Menteri sakti, Universitas Yarsi, Universitas Perumahan Rakyat Ir. Akbar Tanjung Taruma Negara. jadi ketua HMI, ia terpilih sebagai Meskipun dokter, ia tak melakusalah seorang formatur PB HMI."Tapi kan praktik sebagai dokter. Azrul saya tidak begitu aktif di HMI," Azwar lebih tertarik kepada masalahkatanya. masalah kemasyarakatan atau tradisi Azrul Azwar lahir di kotacane, perjuangan anak-anak kedokteran Daerah Istimewa Aceh. Ayahnya ada- yang ditanamkan dr. Wahidin, dr. lah pegawai pemerintah yang pada Sutomo, atau dr. Tjipto Mangunkusuzaman Jepang tugasnya selalu ber- mo di Indonesia. pindah-pindah di banyak kota di dae- Semasa mahasiswa Azrul banyak rah Aceh. "Ibu saya mengajarkan di menulis artikel kemahasiswaan di siplin, tawakal, dan bekerja keras. surat kabar, misalnya di surat kabar Akan tetapi, sayang ibu saya mening- Harian KAMI, Abadi, Merdeka, dan gal pada waktu saya di tingkat enam Kompas. FKUI," katanya. Ia tumbuh di lingku- Sejak SD ia suka berorganisasi ngan masyarakat Aceh. Sore mengaji seperti ikut Kepanduan, menjadi ketua memperdalam Al Quran seperti ke- kelas dari kelas 3 SD, dan aktif dalam Page 19
mutu lembaga pendidikan Islam mu- madrasah negeri pasti akan dibangun katan mutu kehidupan keagamaan tlak perlu, karena wadah ini sangat diperbanyak oleh pemerintah. umat, sangat ditentukan pula oleh urgen sifatnya buat memajukan umat Dalam kurun beberapa tahun cara manajemen berbagai lembaga Islam di Indonesia. Justru pada dekade hingga tahun 1973, di Sumatra Barat kemasyarakatan, seperti pendidikan 60-an masih terdapat pandangan yang telah ada tujuh buah MIN (Madrasah dan dakwah, pengelolaan lembaga tajam, yang mempertentangkan pen- Ibtidaiyah Negeri), 50 MTSN (Madra- ke mesjid dan dan rumah-rumah didikan agama (Islam) dengan pendi- sah Tsanawiyah Negeri) dan 26 MAN ibadah. dikan umum. Padahal pandangan be- (Madrasah Aliyah Negeri). Padahal Di samping itu lagi, sasaran laingitu tak perlu terjadi, karena sebenar- sebelumnya hanya ada sebuah MIN, nya yang penting pula, pengelolaan nya Islam tak mengenal dikotomi pemungutan ZIS (Zakat, Infaq dan pendidikan agama dan pendidikan Sadakah), di samping pengaturan umum. penyalurannya yang harus tertib Dari dasar pertimbangan QUE rapi. Ini pun memerlukan manaitulah, ketika ia bertugas di Di jemen yang bersih, serta penderektorat Pendidikan Agama Islam katan sosial kepada masyarakat Departemen Agama di Jakarta, Drs. yang harus berjalan sebagaimana Bachtiar Ilyas dan kawan-kawan, mestinya. Itulah sebagian yang berusaha mengubah bentuk lem diupayakan Bachtiar Ilyas dalam baga pendidikan yang langsung tugasnya selaku Kakanwil Depardikelola Departemen Agama temen Agama. (MIN, MTsN dan MAN), dengan Dalam tugasnya selaku menambahkan porsi bidang studi Sekretaris Ditjen Binbaga Islam, umum. di mana masalah pendidikan Upaya itu akhirnya direalisasi Islam tercakup di dalamnya, bak kan, dan dilanjutkan dengan ke gayung bersambut dengan keluarnya Surat Keputusan Bersama inginannya yang selalu terpatri di (SKB) antara Departemen Agama, dalam hati sanubarinya, untuk meDepartemen Pendidikan & Kebu majukan pendidikan Islam di dayaan, dan Departemen Dalam Indonesia. Negeri, sehingga perbandingan Barulah setelah diangkat bidang studi umum dan agama di menjadi Staf Ahli Menteri Agama, madrasah menjadi 70: 30. porsi yang ditanganinya menjadi Ketika pulang ke Sumatra lain. la kini diberi wewenang Barat dan menduduki posisi se untuk mengamati dan membina bagai Kabid Pendais Kanwil Depag Amal Umat Beragama, lalu memSumbar, Bachtiar melihat daerah berikan berbagai masukan kepada ini sangat potensial untuk mere Menteri Agama, khusus menyangalisasikan pengembangan madrasah 2 MTSN dan 2 MAN. Dari tahun 1973 kut topik ini. sebagai wadah pendidikan penting. sampai tahun 1991, tidak ada pene- Di samping menggeluti berbagai Sebagai Kepala Bidang pendi- gerian madrasah. tugas resmi, Drs. Bachtiar Ilyas juga dikan Agama Islam Kanwil Depag Baik ketika menjadi Kakanwil aktif dalam berbagai organisasi, terSumbar, ia berusaha semaksimal Depag Jambi maupun Sumatra Barat, utama yang menyangkut dakwah atau mungkin menegerikan madrasah-ma- perhatian Bachtiar Ilyas masih dipri- pendidikan. Dalam hal ini, selama di drasah swasta, berdasarkan kemam- oritaskan kepada masalah pendidikan Sumbar ia akrab dengan para wartapuan ekonomi masyarakat Sumbar, agama (madrasah), tetapi penekanan- wan/pers, sehingga hubungan ini pun dan keinginan yang besar untuk me- nya beralih kepada upaya peningkat- dapat ia manfaatkan untuk menyalurningkatkan kualitas manusia (Sumber an mutu manajemen, baik madrasah kan berbagai idenya, terutama yang Daya Insani/ istilah dalam GBHN). negeri maupun swasta. Sebab mema- menyangkut masalah remaja dan pen Masa depan masyarakat Suma- jukan pendidikan, akan sangat diten- didikan. tra Barat, dipandang perlu memper tukan oleh cara pengelolaan Di samping aktif didalam organibanyak madrasah negeri, dengan ke- (manajemen). sasi kemahasiswaan HMI ketika mayakinan bahwa secara multiplier pun, Sementara dalam upaya pening- sih berstastus mahasiswa di Yogyakar Page 20
Bukittinggi, amat membantu. Hanya dalam waktu tiga bulan, diangkat menjadi pegawai PN MK Tunda Barang. Akan tetapi, sesuatu yang sangat memprihatinkan, waktu itu di mana-mana perusahaan diramaikan oleh serikat-serikat buruh, termasuk SBPP (Serikat Buruh Pekerja Pelabuhan) milik PKI. Ada lagi serikat buruh milik PNI. Yang lainnya Gasbindo dipimpin Agus Sudono (belakangan Ketua Umum SPSI) dan sebagainya. Saya bergabung dengan serikat buruh yang bukan onderbow partai, tetapi risikonya, kita diteror terus oleh PKI. Dikatakan antek imperialis, antek Amerika, antek nekolim, penganut Islam fanatik, dan sebagainya. Namun situasi berbalik, sehingga dunia usaha terasa kembali mulus. Dari sinilah jenjang karier Bahri Yamsik menanjak, Ada yang mengatakan lebih baik, tetasampai akhirnya dipercaya menjadi pi menurut Bahri gratiknya menurun. Kepala Cabang PT Pelayaran Bahtera Tamatan pesantren susah mendapatAdiguna Surabaya. kan pekerjaan bagi kehidupan yang Penilaiannya tentang kampung ha- layak. Mesjid, surau dan mushalla laman? Secara umum pembangunan memang tambah banyak, tetapi bila fisik berjalan baik. Buktinya dua kali kita ke kampung-kampung, banyak Parasamya Purna Karya Nugraha yang kosong. Masyarakat sudah ter"terbang" ke Ranah Minang, tetapi jebak paham kebendaan. Anak muda perlu dipacu lagi. Harus seimbang banyak yang tidak bisa baca Al Quran, antara kota dan pelosok. Terutama padahal mengaku orang Minang, yang daerah basis perjuangan dulu, perlu beradat dan beragama. mendapat perhatian lebih baik lagi. Ekonomi? "Sudah membaik. Suma Pembangunan spiritual, relatif. tra Barat memiliki sarana dan sumber
ekonomi yang lengkap. Pelabuhan ada, tenaga kerja ada, industri ada (semen), bahan galian ada (batu bara) dll, pertanian, perkebunan, industri kecil, pengalaman mengelolanya juga ada, dan lain-lain. Oleh sebab itu, perbesar dan kembangkan saja yang ada. Tinggal cara pengelolaan dan memasarkannya. "Dari segi geografi alamnya juga lengkap. Punya bukitbukit dan lembah, pantai dan laut, danau-danau dan gunung, hutan dan keindahan alam, ada benda purbakala dan bersejarah, ada budaya dan kesenian yang khas dll. Untuk itu kepariwisataan sangat potensial dan perlu dipatu lagi. "Namun, faktor adat, budaya dan nilai religi harus juga dipertimbangkan. Ini karunia Allah. Jangan untuk pariwisata, kita lupa pada-Nya. Jangan ada aturan-aturan-Nya yang terlanggar. Ini yang penting," ujar Bahri Yamsik. Pria pekerja keras ini pernah mendapat penghargaan sebagai Pegawai Teladan dan mendapat Penghargaan 25 tahun Pengabdian. Pengagum Agus Salim, Syahrir, Natsir, dan SoekarnoHatta ini, menikahi Ny. Hj.Syarifah puteri sekampung pada tahun 1968. Telah menghasilkan enam orang anak, lima putra dan hanya sibungsu yang cewek; tiga orang mahasiswa, dua di SLTP dan si bontot masih di SD.** Page 21
Hidup menurutnya adalah sarana
Nama : H. Besrizal Basari Tempat/tgl.lahir : Lubuk Basung, 9 Pebruari 1959 Pekerjaan - Dirut CV Skala Kencana di Padang Nusantara - Ketua Yayasan Proklamator Soekarno - Hatta Pendidikan - SD Lubuk Basung ,1970 SMP Jakarta, 1975 Ayah : Z.B. St. Pamenan Ibu Rosmanidar Istri : Hj. Rr. Ettiherawati Nikah : 1980 Anak-anak 1. Anggara Basari 4. Lailatul Muslimah Basari Jakarta Pusat - Kantor : Jl. Kembang Raya No.11 A Jakarta Pusat
Ayub telah memutuskan, ingin selalu mengabdi dekat dengan penciptaNya. SWT. Dan bahwa kebahagiaan hakiki Sebagai seorang muslim, tuntunan hanya ada di atas pengabdian kepada hidupnya jelas Al Qur;an dan hadist. Allah semata. Tidaklah sukar bagi se- Pepatah Minang "alam takambang tiap insan untuk mendapatkan itu jadi guru""pun dipakai dalam menjasemua. Segala bentuk kegiatan di du- lani kehidupan. nia ini adalah butiran-butiran amal Untuk kesetiaan dan kepatuhan sebagai konotasi pengabdian itu tadi. kepada tuannya, diteladaninya kese"Asal semua dilakukan menuju ridha tiaan dan kepatuhan anjing. Pagi dan Allah. Dengan bismillah," katanya sore diberi makan oleh tuan nya, dapat dengan suara serak. Jelas terdengar dipastikan ke mana pun dan apa pun nada haru setiap dia menyebutkan perintah tuannya akan diikutinya. nama Allah. "Kenapa kita tidak bisa begitu juga Dengan nada suara masih belum kepada Tuhan kita yang memberi beberubah, Besrizal Basari profil pengu- gitu banyak nikmat?" katanya. saha muda yang telah banyak menga- Sifat ular juga dapat dipedomani. lami tempaan hidup berujar: "Dalam Dalam enam bulan ular hanya sekali hidup, saya tidak pernah merasakan makan, itupun hanya satu jenis masusah, di saat yang paling susah se- kanan. Sesudah itu ular akan berpuasa kalipun. Sebab apa pun yang terjadi selama enam bulan. Manusia, ujarnya di dunia ini wajiblah disyukuri. adalah makhluk yang diberi makan Kesusahan sebenarnya juga indah, setiap hari dan beribu jenis makananbila itu dihadapi dengan syukur. pun disantap, kenapa masih saja nggak Begitu juga jika saya disakiti, saya berpuasa sebulan dalam setahun? anggap itu adalah teguran Allah me- Semut, memang hanya binatang lalui tangan orang lain. Itulah salah kecil. Jika diamati banyak hal yang satu wujud kasih sayang Allah, dengan bisa diambil dari cara hidup mereka. menegur hamba-Nya yang melaku- "Di samping rasa setia kawan yang kan dosa." sangat tinggi di antara sesamanya, Diyakininya benar bahwa Tuhan semut juga makhluk yang begitu ikhlas tiada akan menguji hamba-Nya, mela- menerima fitrahnya. Jika dia terlahir inkan karena perbuatan hamba-Nya sebagai semut pekerja, akan dijalaniitu sendiri. Jadi, ujarnya apa pun nya dengan penuh ketekunan. Atau yang terjadi dalam dirinya, dia tidak jika ia ditakdirkan menjadi semut mencoba mencari kesalahan di luar pengawal, tugas itu akan diembannya diri sendiri. "Saya merenung dan ko- dengan penuh dedikasi. Mereka saling reksi diri," katanya pelan. menghargai, saling menghormati, Perihal cobaan dan penderitaan, tidak pernah saling iri, tidak ada saling tiada yang setabah Nabi Ayub. Meski sikut atau saling menjatuhkan atau kepala hampir habis dimakan ulat, ti- saling injak, dsb. Kenapa kita sesama ada pernah beliau mengeluh, bahkan manusia tidak bisa begitu?" tutur tiada pernah minta disembuhkan Besrizal dengan mimik serius. Allah. Kenapa? Karena beliau tahu, Diungkapkannya juga bahwa sebeada kecenderungan sifat manusia , narnya kejadian alam adalah contoii akan merasa dekat dengan Allah bila yang nyata bagi kita manusia. Tinggal dalam keadaan sakit dan menderita. pemahaman kita dalam mengambil Suatu kenyataan yang tidak dapat di- sisi positifnya. mungkiri sampai sekarang. Dan Nabi Sangat transparan, ada unsur Page 22
Nama : Mayjen (Purn) H. Bustanil Arifin, S.H. 10 Oktober 1925 Pekerjaan :Mantan Menteri Koperasi/ Kabulog Pajajaran Bandung Pekerjaan - Pegawai Kantor Pengacara - Pegawai Saikoo Kensalu Kyoku Aceh - Pegawai Kementerian Pertahanan - Pegawai Kantor Logisuk Wilayah VII di Jakarta - Pengajar Latihan Logistik Militer di Cimahi - Anggota DPRGR/MPRS - Kepala Dep.Pendidikan dan Urusan Pegawai Direktorat Logistik ABRI Jakarta - Deputi Pengadaan dan Penyaluran beras Bulog Kebayoran Baru
utra Minang kelahiran Silaing Menteri Muda Koperasi, Bustanil Arifin ditugaskan Pak Harto berkeli1925 ini, cukup lama berada di ling ke beberapa negara, antara lain puncak pemerintahan sebagai pem- ke Filipina, Jepang, dan Korea Selatan. bantu presiden. Praktis 15 tahun masa Tujuannya, untuk melihat dan membaktinya di dalam tiga kabinet terus- pelajari perkoperasian di negaramenerus, dalam masa tiga pelita. negara tersebut. Bermula sebagai Menteri Muda la berkesimpulan, bahwa selama Koperasi pada Kabinet Pembangunan ini koperasi selalu dihubungkan TII, Bustanil Arifin dikukuhkan seba- dengan usaha kecil. Porsi sosialnya gai Menteri Koperasi pada Kabinet lebih banyak dari pada porsi usahaPembangunan IV, departemen baru nya."Bagi saya lain," ujar Bustanil. yang berdiri sendiri dan masih men- "Fungsi usahanya harus lebih besar. dapati posisi yang sama pada Kabinet Kalau koperasi sudah besar, sudah Pembangunan V, yang selalu dirang- kaya, baru boleh bersosial." kapnya dengan jabatan sebagai Ke- Selama empat tahun antara 1978 pala Badan Urusan Logistik (Bulog). sampai 1982, perkembangan koperasi Kisah ia masuk kabinet berawal di Indonesia menggembirakan. Data pada tanggal 10 Maret 1978, waktu menunjukkan pada tahun 1981 jumitu hari Jum'at. Biasanya Presiden lah koperasi 19.136 buah dengan angSoeharto tidak menerima tamu setiap gota sebanyak 15,6 juta orang, dengan hari Jum'at. Tetapi kali ini Pak Harto volume usaha Rp.1,09 trilyun. memanggilnya ke Jl. Cendana, ke- Padahal pada tahun 1978 tercatat diaman presiden. Demikian ditutur- hanya 17 ribu buah koperasi dengan kan Bustanil. Rp.7,6 juta anggota, dengan volume "Sekitar satu setengah jam beliau usaha sebesar Rp. 402 milyar. Jumlah berbicara tentang koperasi. Ternyata simpanan koperasi pada tahun 1981 Pak Harto sangat paham masalahnya. meningkat menjadi 64 milyar, naik Namun buat apa presiden berbicara persentasenya 219 persen dibandingtentang koperasi dengan saya?" kan pada tahun 1978, yang hanya Rp. Jawabannya adalah kata-kata 20,1 milyar. Presiden Soeharto yang diceritakan "Dengan demikian, saya memkembali oleh Bustanil: "Kamu yang buktikan bahwa koperasi ternyata bisa saya tunjuk untuk menghidupkan besar, hidup sehat, dengan menjalankoperasi." Maka jadilah Bustanil kan bermacam-macam usaha," begitu Arifin, S.H., yang bermata tajam itu dikatakan Bustanil Arifin. "Dan saya menjadi Menteri Muda Koperasi di sangat marah, bila ada yang mengadalam Kabinet Pembangunan III, dan takan bahwa koperasi tidur siang. tetap merangkap sebagai Kepala Gunakan waktu sebaik-baiknya. KoBulog. perasi harus mampu bersaing dengan Bustanil sendiri mengaku masih berbagai usaha swasta," ujar Bustanil. sangat awam dalam masalah kopera- Tentang Badan Urusan Logistik si waktu itu. Namun lima tahun ke- (Bulog), sebuah badan yang mengurus mudian, pada tahun 1983, ia diku- masalah persediaan pangan dan lainkuhkan menjadi Menteri Koperasi pa- lain, yang lebih dahulu ia pimpin seda Kabinet Pembangunan IV, sebuah belum menjadi Menteri Muda Kopedepartemen baru yang sebelumnya rasi, yang sebelumnya dipimpin oleh sempat "ke sana ke mari" digabung Achmad Tirtosudiro, pada tahun 1982 dengan berbagai instansi lain sebagai tidak lagi mengimpor beras. suatu departemen. Kecuali melanjutkan jatah impor Pada awal jabatannya sebagai tahun sebelumnya sebesar 170 ribu Page 23
Nama : Chairul Bahauddin Gelar : Sutan Berbangso Tempat/tgl lahir : Padangpanjang, 6 Juli 1954 Pendidikan - SD di Padangpanjang (1967) - SMA Negeri Padangpanjang (1973) Pekerjaan - Direktur PT PO NPM - Padangpanjang Benz) Alamat -Kantor, - Jalan A. Yani, Ngalau Padangpanjang Padang Padangpanjang
sar di Sumatra Barat. PO NPM kini so Nan Kuniang meninggal dunia, mengoperasikan sekitar 100 buah bus tahun 1976, banyak orang yang meng- dengan berbagai trayek: antarkota di anggap perusahaannya, PT PO Naiki Sumatra Barat, antarpropinsi di Sumalah Perusahaan Minang (NPM), juga tra, bahkan kini mendominasi trayek akan turut mati. Hal ini dilatari belum Padang - Jakarta - Bandung. adanya kader atau anak Bahauddin Setiap lima sampai tujuh menit yang dinilai siap melanjutkan pe- sekali, sebuah bus NPM berangkat ngelolaan perusahaan angkutan yang dari terminal Aur Kuning Bukittinggi sedang bergerak naik itu. menuju Padang. Begitu pula sebalikDan anggapan tak mengenakkan nya dari terminal Lintas Andalas Paitu sampai juga ke telinga keluarga dang menuju Bukittinggi. Sementara besar Bahauddin. Namun itu semua untuk trayek antarpropinsi ada yang ternyata tak menggoyahkan pilihan dua sampai tujuh bus diberangkatkan mereka terhadap Chairul Bahauddin sebagai pelanjut kepemimpinan sang Jika pada masa Bahauddin PO ayah, sekalipun usianya ketika itu NPM mengandalkan bus-bus tua baru 20 tahun dan baru saja menyele- merk Chevrolet, kini semua armada saikan SMA. perusahaan yang tetap berkantor pusat Chairul sendiri kemudian merasa, di Padangpanjang ini mengandalkan sebelum ayahnya meninggal seperti- kendaraan Marcedes Benz. Sebagai nya telah diberi isyarat halus bahwa perusahaan besar, NPM telah memia lah yang harus jadi pelanjut. Setelah berikan pekerjaan paling tidak bagi tamat SMA, oleh Bahauddin putra 500 orang karyawan mulai dari sopir, bungsunya itu dibelikan sebuah dom- stokar, agen, mekanik, dan karyawan pet saku yang apik. Mulanya ia ber- administrasi. pikir, kenapa dompet yang dibelikan? Karena besarnya jumlah bus NPM Akan tetapi bukankah dompet berpa- yang menjalani trayek Padang Bukitsangan dengan uang? Dan uang tak tinggi, tak salah ia mendapat julukan bisa dilepaskan dari dunia usaha. raja di ruas jalan raya yang menghu Pengalaman yang tak terlupakan bungkan dua kota terbesar di Sumaitu, oleh Chairul kemudian seperti tra Barat. Begitu juga untuk trayek di menjadi isyarat kepadanya bahwa ia- Sumatra dan Sumatra-Jawa, nama lah pelanjut usaha sang ayah. Ternya- NPM cukup berkibar. ta, sebulan setelah memberikan dom Kebesaran dan nama harum yang pet, Bahauddin meninggal. Dan tanpa kini dimiliki NPM, sudah menyatu keraguan, Chairul dipilih oleh kakak dengan nama Chairul Bahauddin. kakaknya sebagai pengganti sang ayah Namun, pengusaha muda yang peruntuk memimpin dan melanjutkan nah menjadi Ketua Hipmi Sumbar ini PO NPM. tak pernah mau menerima sanjungan. Dan pilihan itu ternyata tak disia- "Saya belum apa-apa. NPM sendiri siakan lelaki tinggi semampai yang masih jauh dibanding perusahaan murah senyum ini. Chairul berhasil angkutan besar yang banyak terdapat mempertanggung jawabkan keperca- di Pulau Jawa," ujarnya merendah. yaan yang diberikan keluarga sebagai Akan tetapi apapun yang dikatamotor pelanjut usaha rintisan ayah kan pengusaha bertubuh ramping ini, tercintanya itu. Sekitar 20 tahun di orang tetap angkat jempol terhadapbawah pimpinan Chairul, NPM tum- nya. Selain berhasil membesarkan buh sebagai perusahaan angkutan be- NPM, ia sekaligus memupus dua mitos Page 24
Menjelang runtuhnya kekuasaan
Nama : Mayjen. (Pur.) Chairul Basri Tempattgl.lahir : Rao, Pasaman 7 Agustus 1921 Pendidikan HIS, Bukittiggi, 1936 (tidak meneruskan) Pendidikan Militer : Advance Intelligence Course, Sesko AD, 1969-1970 Keluarga Ayah : Sultan Sjair Alamsjah Ibu : Nuraini Istri : Nurbaiti Geopolitik Indonesia, 1946 1946 (disita oleh Belanda) Tanda Jasa Medali Scwindu Angkatan Perang Tanda Kehormatan Bintang Dharma · Satyalancana Kesetiaan 24 tahun Bintang Kartika Eka Paksi Kelas III Bintang Gerilya Telp. 3904482
untuk pertama kalinya Proklamasi di Indonesia Kemerdekaan dikumandangkan ke Karno diasingkan ke Bengkulu, di Su- seluruh Nusantara dan dunia. Tangmatra. Setelah Jepang mendarat, Bung galnya 17 Agustus 1945." Karno berada di Padang. Semula Rumah bersejarah itu kemudian Belanda bermaksud mengungsikan dibongkar atas perintah Bung Karno. Bung Karno ke Australia agar tidak di- Di sana dibangun sebuah gedung bermanfaatkan oleh Jepang. Akan tetapi, tingkat. Pemerintah Orde Baru memniat itu tidak terlaksana karena kapal bangun patung proklamator di depan yang akan membawa Bung Karno di- gedung bertingkat itu. Banyak orang tenggelamkan Jepang dekat pulau menyayangkan dibongkarnya rumah Enggano, lepas pantai Bengkulu. kediaman Bung Karno itu karena nilai Pada awal pendudukan militer sejarahnya. Sudah tentu Chairul Basri Jepang, Bung Karno kembali ke Jakar- termasuk orang yang kecewa dengan ta: Jepang bermaksud menunjuk Bung pembongkaran gedung proklamasi Karno sebagai Ketua Pusat Tenaga tersebut. Rakyat (Putera). Melalui perwira Je- Pengalaman lain yang dimiliki pang Shimizu dari Sendenbu, putra Chairul Basri adalah sekitar Bendera Sultan Sjair Alamsjah, Yang Dipertuan Pusaka Merah Putih yang setiap tangSakti Luhak Rao, seorang Raja Adat gal 17 Agustus dikibarkan. Akan tetaini,diinstruksikan mencarikan rumah pi, karena bendera tersebut sudah cuuntuk kediaman Bung Karno. Chairul kup tua, tidak dikibarkan lagi, melainBasri masih mengingat apa yang kan diganti dengan duplikatnya. diucapkan Bung Karno tentang rumah Sekali peristiwa dilangsungkan yang diingininya, "Sebuah rumah pertemuan di Hotel Indonesia antara dengan pekarangan luas, agar saya Shimizu dan kawan-kawannya di zadapat menerima rakyat banyak." man Jepang. Shimizu kebetulan me "Sebelumnya," kenang Chairul ngunjungi Indonesia untuk menerima Basri," para pemimpin kita selalu me- penghargaan dari Presiden Soeharto. minta rumah yang besar dan terletak Pada kesempatan itu, Ibu Fatmawati di pinggir jalan raya. Hanya Bung mengingatkan Shimizu bahwa dia Karno yang meminta rumah dengan pernah meminta kain merah dan putih pekarangan luas untuk menerima kepada Shimizu. Chairul Basri pula rakyat. Perhatian Bung Karno terha- yang diperintahkan untuk mengambil dap rakyat ini sangat mengesankan kain itu dari gudang Jepang di Pintu Air. Kain memang merupakan barang Setelah mencari-cari rumah yang langka pada waktu itu, apalagi kain cocok dengan keinginan Bung Karno, impor. akhirnya Chairul Basri sampai ke ru- "Shimizu rupanya tidak ingat lagi mah di Jalan Pegangsaan Timur (seka- peristiwa itu," kenang Chairul."Saya rang Jalan Proklamasi) No. 56. Rumah mengingatkannya kembali bahwa saitu tidak tergolong mewah, tetapi yalah yang mengambil kain di gudang mempunyai pekarangan yang luas. Pintu Air atas usaha Shimizu. Peristiwa Yang mendiami rumah tersebut ada kecil, tetapi mempunyai arti sejarah lah seorang nyonya Belanda beserta yang cukup penting. Kain itulah yang seorang anaknya. Suami nyonya itu dibuat bendera pusaka Merah Putih berada dalam interniran tentara oleh Bu Fat. Saya sendiri lupa-lupa Jepang ingat, tetapi jika yang diceritakan Bu "Setelah dilangsungkan bebera- Fat kepada Shimizu benar adanya, pa kali perundingan,"kenang Chairul, maka sebuah peristiwa sejarah lain "akhirnya nyonya Belanda itu berse- telah diungkapkan." dia pindah ke sebuah rumah mewah Chairul ikut membantu Sukarni di Jl. Lembang. Rumah di Jalan Pe- dan Chairul Saleh mendirikan Asrama gangsaan 56 segera ditempati Bung Angkatan Baru Indonesia di gedung Karno. Ternyata kelak, rumah itu akan yang terletak di Menteng Raya 31. menjadi penting karena dari sanalah Di sanalah dididik kader-kader Page 25
kat propinsi mendesak saya supaya daerah mereka segera mendapat pupuk. Berkat kerja keras dan kesungguhan, saya berhasil mengatasinya dan mencoba menjalankan misi saya sebaik-baiknya. Bahkan kemudian Indonesia mendapat penghargaan dari badan PBB yang bernama FAO karena berhasil berswasembada pangan w tahun 1982." Pada akhir tahun 1960 Dalili Hasan bersama beberapa kawan diajak oleh Drs. Harun Zain untuk menggiatkan kembali Universitas Andalas. Universitas tersebut memang pernah terkendala ketika terjadi pergolakan daerah atau PRRI. Dalil pernah pula aktif dalam kakaknya yang lain A.K. Adjib (man- "Pertama kali saya mendarat di kegiatan organisasi seperti anggota tan Sekwilda Kabupaten Aceh Timur), Tabing, terasa pemeriksaan yang Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa mantan Dirut PT Pusri Mayjen (Purn) sangat ketat. Walaupun tujuan saya Jakarta, anggota Presidium Dewan Hasan Kasim, Ir. H. Agus Suyono ke Padang untuk memberi kuliah, leMahasiswa Universitas Indonesia, (Mayjen Purn), Jend (Purn) M. Yusuf tapi saya tetap diinterogasi. Karena anggota Dewan Pertimbangan BKS yang pernah menjadi Menteri Perin- kesulitan dalam sekuriti ini, saya terIndustri Dasar, Ketua V Lembaga dustrian, Dr. Aboetari (alm), Drs. Ra- paksa memberi kuliah secara boGebu Minang, dari sederet kegiatan dius Prawiro, Bustanil Arifin S.H. rongan selama satu minggu nonstop. lainnya. (mantan Menteri Koperasi), dan be- Ini tentu dengan maksud untuk mengMelalui pengabdian yang pan berapa orang lainnya. Mereka ini telah hindarkan pemeriksaan yang terasa jang, Dalil memperoleh berbagai memberikan sumbangan yang tidak sangat memakan waktu. penghargaan. Tahun 1980 ia mem kecil dalam pengembangan karier "Pada waktu itu keadaan sarana peroleh Satyalencana Pembangunan Dalil Hasan seperti yang diakuinya. perkuliahan sangat minim. Ruang kudari Presiden RI, tahun 1985 mempe Sebagai Direktur PT Pusri pada liah serta perlengkapannya tidak meroleh penghargaan dari Menteri Pertahun 1970, Dalil Hasan langsung madai. Akan tetapi untunglah para tanian. Juga menerima penghargaan menghadapi masalah yang tidak mahasiswa mempunyai semangat dari Menteri Keuangan RI, dan bebe ringan. Tugas itu ialah bagaimana belajar yang tinggi. rapa penghargaan lainnya. menyediakan dan sekaligus menya- "Saya masih ingat suasana pada Sungguhpun disiplin ilmu yang lurkan pupuk produksi PT. Pusri ter- waktu itu. Saya dinasihatkan untuk ditekuninya adalah akutansi, tetapi sebut. Pupuk itu harus sampai pada tidak keluar dari wisma tamu pada minatnya di bidang lain tidak kalah tangan petani di seluruh Indonesia malam hari mengingat situasi besarnya. Ia menekuni juga bidang dan pelosok tanah air. Padahal dewa- keamanan yang belum mantap. kebudayaan dan bidang sosial politik. sa itu sarana dan prasarana masih Syukurlah bahwa akhirnya saya dapat Berkaitan dengan bidang akutansi jauh dari memuaskan, belum lagi ma- menyelesaikan tugas dengan baik di ada sesuatu yang menjadi pegangan salah pergudangan yang tidak men- tengah suasana semacam itu." nya yang ditemukannya di dalam Al cukupi. Kesulitan itu bertumpuk lagi Bagaimana pandangan Dalil terQuran yang bunyinya (dalam bahasa karena pada tahun 1972 terjadi ke hadap perkembangan di Sumbar deIndonesia) sbb : Kalau engkau ber marau panjang yang menyebabkan wasa ini ? Dengan terus-terang diautang, catatlah segera sebelum engkau timbulkrisis pangan. Pusri merupakan kuinya bahwa keadaan di Sumbar selupa.Kalimat suci ini merupakan lan penanggung jawab tunggal pengada- cara umum sangat baik. Tingkat kesedasan hakiki bagi kegiatan akutansi. an dan penyaluran pupuk. jahteraan masyarakat mulai terasa Menurut Dalil, orang-orang yang "Saya praktis menjadi buronan," merata, baik di kota mau pun di desa. telah berjasa membina karier dan hi kata Dalil mengingat masa-masa sulit "Ini terbukti dari penghargaan tertingdupnya ialah orang-tuanya, kakaknya itu."Para pejabat Pengendali/Pembina gi yang diberikan Pemerintah Pusat Kolonel Arief Hasan (purnawirawan), Bimas di tingkat pusat maupun ting- kepada Propinsi Sumatra Barat. Page 26
Nama : Hajjah Darlina Julius Sumatra Barat Pekerjaan Bendahara Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Pendidikan - SD tahun 1952, Jakarta - Kursus kecantikan di Jakarta Keluarga Ayah : H.St.Zainul Abidin Ibu : Hj. Timur Rahib Suami H. Julius Sjukur Menikah : tahun 1964 Anak - anak 1. Ir. Yudi Julius, M.B.A (tingkat terakhir Universitas Pancasila) 5. Drs. Yosalinda Julius (kuliah di Amerika Serikat) 1. Best Executive of the Year 1993 - 1994 4. Pendiri Yayasan Cahaya Ibu Pondok Indah Jakarta Pusat
ahulu kita banyak mempunyai Darlina mengakui bahwa masa tokoh yang bertaraf nasional dan kecilnya biasa-biasa saja. la menainternasional. Di samping itu, kita matkan SR sampai SMA di Jakarta. mempunyai pengusaha-pengusaha Lahir di Jakarta tanggal 17 Desember besar yang mandiri. Akan tetapi, de- 1939 dan dengan sendirinya secara wasa ini kita merasakan bahwa kea- alamiah ia mestilah tidak begitu medaan semacam itu sudah semakin ngenal tanah leluhurnya. Akan tetapi, langka. kenyataannya tidak demikian. Ia sama "Ini adalah masalah sumber daya sekali tidak merasa sebagai orang manusia, yang harus digali dalam ma- Betawi. Ia tetap merasa sebagai orang syarakat Minang, yang mempunyai Indonesia asal Minang yang dilahirkan potensi sumber daya manusia yang di Betawi. Ia tetap giat dalam organisaberkualitas," demikian dikemukakan si perantau Minang seperti menjadi oleh Hajjah Darlina Julius. Ketua Panitia Nuansa dan Pesona Mi"Saya lahir di Jakarta," katanya me- nang, pendiri organisasi Cahaya Ibu lanjutkan," tetapi kecintaan saya kepa- (yayasan), Ketua IV Ikatan Budi Ibu. da tanah leluhur saya, Minangkabau, Kini kegiatan utamanya ialah sebagai mungkin tidak kalah besarnya dari Bendahara Yayasan Administrasi Inorang Minang lainnya. Untuk pertama donesia (YAI). kali saya pulang ke Minang ketika "Indonesia masa depan tidak berusia sebelas tahun. Sekarang, jika mungkin exist tanpa manusia yang ada kegiatan tabuik di Pariaman, saya terdidik," tegas Hajjah Darlina Julius. usahakan agar dapat menyaksikannya. "Itulah sebabnya kenapa saya tertarik Keramaian tabuik saya anggap seba- untuk menggeluti bidang pendidikan. gai usaha melestarikan budaya daerah Hal ini dahulu bermula dari mendamyang penting maknanya untuk peng- pingi suami yang mendirikan YAI. embangan budaya nasional. Agaknya Modal saya ialah pengetahuan manatabuik sudah berhasil menarik minat jemen keuangan. Kini YAI berkemwisatawan." bang pesat bahkan telah mendirikan Hajjah Darlina Julius adalah anak gedung perkuliahan di beberapa temHajjah Timur Rahib yang berasal dari pat di Jakarta." Kampung Pasia di Pariaman. Ayahnya Kesibukannya di YAI dan organiberasal dari Kampung Jawi-Jawi, sasi lainnya tidak mengendorkan Guguk, Solok. Dalam keluarga ia me- perhatiannya terhadap rumah tangga. rupakan anak ke tujuh dari delapan Keenam orang anaknya diurus dengan bersaudara. Keluarga besar ini terdiri baik sampai menjadi manusia yang atas empat wanita dan empat pria. mandiri. Tidak seperti anak-anak ibuDarlina adalah anak perempuan yang nya, Darlina hanya mempunyai seopaling kecil. rang anak perempuan. Lima anak lainDarlina kini menggeluti pendidik nya adalah lelaki. an. Barangkali kegiatan ini merupakan "Saya bertemu dengan Bapak tatitisan dari ibunya yang berjiwa sosial hun 1959. Pertemuan itu terjadi dalam dan dermawan. Di kampungnya, suatu organisasi yang waktu itu mengHajjah Timur Rahib mendirikan surau gelar acara kesenian. Saya dan Bapak yang kemudian terkenal sebagai mes- sama-sama cinta kesenian. Lima tahun jid. Rumahnya sendiri diwakafkannya kemudian barulah kami menikah. untuk sekolah Taman Kanak-kanak "Bandingkanlah dengan anakdengan nama TK Aisyiah. anak muda sekarang. Kami membu |