Mengapa anak setelah sakit tidur terus?

Kamis, 14 Juli 2022 11:10 WIB

Linda Aryani, S.Kep, Ners - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang


Setiap bayi punya pola dan waktu tidur siang yang berbeda-beda. Ada yang mungkin tidur lebih lama di siang hari, atau menghabiskan sebagian besar waktu tidurnya di malam hari. Hal ini sebenarnya normal, terutama pada bayi baru lahir.

Umumnya, bayi baru lahir cenderung memiliki kebiasaan tidur di siang hari. Karena belum terbiasa menghadapi pola tidur bayi ini, orangtua mungkin merasa kebingungan dan lelah saat menemaninya. Namun, sebenarnya pola tidur bayi akan berubah seiring usianya. Bahkan, sebenarnya pola tidur Si Kecil bisa diusahakan untuk jadi lebih teratur.

Mengenalkan Pola Tidur yang Teratur pada Bayi

Beberapa bayi cenderung tidur lebih lama di siang hari, tetapi ada juga yang tidur lebih lama di malam hari. Sebenarnya, jika bayi tidur siang lebih lama di siang hari adalah hal yang wajar, kok. Sebab, di siang hari, suasana cenderung nyaman dan hangat. Bagi bayi baru lahir, hal ini membuatnya serasa di dalam rahim ibunya. 

Bahkan, ada bayi yang menghabiskan waktu selama 16-18 jam per hari untuk tidur, dan sekitar 6-8 jam di antaranya dihabiskan untuk tidur di siang hari. Mereka biasanya hanya terbangun ketika ingin menyusu karena haus dan lapar atau ketika orangtua mengganti popoknya. Jika bayi terus tidur di siang hari, kemungkinan ia akan terjaga sepanjang malam.

Kemudian, jam tidur bayi mengalami perubahan di usia tiga atau empat bulan. Meski begitu, perubahan tidak terbentuk begitu saja. Ada beberapa kebiasaan dan cara merawat yang bisa berpengaruh terhadap pola tidur bayi.

Agar Si Kecil terbiasa untuk tidak tidur siang terlalu lama dan bisa tidur lebih lama di malam hari, berikut ini beberapa tipsnya:

  1. Kenalkan Siang dan Malam . Tahukah kamu bahwa bayi bisa diajari untuk mengenal siang dan malam? Ya, salah satu caranya dengan mengajaknya main atau beraktivitas lain, seperti makan, dan mandi, di siang hari. Lalu, saat sudah malam, cobalah lakukan hal-hal yang membuat bayi rileks, seperti memandikannya dengan air hangat, memijat, memutar musik yang pelan, atau membacakan cerita. Aktivitas tersebut membuat bayi lebih tenang dan mudah mengantuk. 
  2. Tetapkan Waktu Tidur yang Konsisten. Saat sudah tiba waktunya tidur di malam hari, bawa bayi ke tempat tidurnya. Pastikan ia sudah kenyang dan suasana kamar cukup nyaman untuk tidur. Meski mungkin awalnya bayi akan menangis dan rewel karena masih ingin bermain, kamu perlu sabar dan tetap konsisten menetapkan waktu tidur bayi. Lama-kelamaan, bayi akan terbiasa dengan jam tidur yang kamu latih.
  3. Jangan Membuat Bayi Terlalu Kenyang. Jika terlalu kenyang, bayi cenderung mengalami susah tidur di malam hari, seperti mengompol atau buang air besar. Kondisi perut yang tidak nyaman dan popok yang basah bisa membuat bayi terbangun di malam hari, lalu rewel dan tidak bisa tidur lagi. 

Itulah penjelasan mengenai jam tidur bayi dan tips untuk mengaturnya. Penting untuk membiasakan pola tidur yang benar sejak dini, agar bayi bisa menyesuaikan diri dengan jam tidur yang teratur.

Manfaat tidur bagi daya tahan tubuh anak

Memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas merupakan hal yang penting agar daya tahan tubuh anak bekerja dengan baik. Jika ia tidak mendapat waktu tidur yang cukup, tubuhnya menjadi rentan terhadap virus penyebab sakit, misalnya flu. Tidur yang cukup dan berkualitas juga dapat mempercepat proses pemulihan setelah sakit, karena pada saat tidur, tubuh akan melepas sitokin, protein yang berfungsi untuk melawan infeksi pada tubuh. Nah, jika si Kecil kurang tidur maka tubuhnya berisiko kekurangan protein penting tersebut. Ditambah lagi, produksi antibodi dan sel daya tahan tubuh juga dapat berkurang karena kurang tidur. Selain itu, ada beberapa manfaat tidur nyenyak dan berkualitas pada anak, berikut di antaranya:

  1. Tidur berkualitas dapat meningkatkan memori imunologis pada anak
  2. Mendukung produksi sel T
  3. Tidur nyenyak dan berkualitas pada anak dapat mengurangi peradangan
  4. Tidur nyenyak dapat memperbaiki dan mengistirahatkan tubuh
  5. Cukup tidur dan tidur berkualitas pada anak dapat mencegah gejala penyakit kronis
  6. Tidur nyenyak dapat meningkatkan stamina anak
  7. Tidur nyenyak pada anak dapat mencegah obesitas
  8. Mempercepat perkembangan anak

Karena besarnya manfaat tidur cukup tersebut bagi daya tahan tubuh si Kecil, ciptakan pola tidur yang baik untuknya. Jangan lupa juga agar daya tahan tubuh si Kecil terjaga dengan baik, lengkapi kebutuhan nutrisinya. 

Seperti namanya, demam pada anak adalah kondisi demam yang dialami oleh anak-anak. Demam terjadi ketika suhu tubuh anak melebihi batas normal, yaitu di atas 37,2 derajat Celsius, apabila pengukuran dilakukan dari ketiak dan 37,8 derajat Celsius saat diukur melalui mulut.

Sementara jika pengukuran suhu dilakukan melalui dubur atau anus, dikatakan demam jika lebih dari 38 derajat Celsius. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal. 

Pada kebanyakan kasus, hal ini bukan kondisi berbahaya. Sebab, bisa jadi tanda bahwa tubuh anak sedang aktif melawan infeksi. Namun, demam pada anak juga bisa terjadi akibat penyakit serius yang tidak boleh disepelekan.

Faktor Risiko Demam pada Anak

Demam pada anak adalah kondisi yang sangat umum terjadi, Penting untuk tahu beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan ini pada anak, antara lain:

  • Faktor lingkungan, misalnya kontak langsung dengan banyak orang dan memiliki kemungkinan tidak sehat.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.

Penyebab Demam pada Anak

Kebanyakan demam pada anak disebabkan oleh infeksi atau penyakit tertentu. Suhu tubuh yang tinggi dapat mempersulit bakteri dan virus penyebab infeksi untuk bertahan hidup. 

Oleh karena itu, bisa jadi demam pada anak merupakan bentuk pertahanan tubuh yang berarti baik. Namun, penting juga untuk tetap waspada.

Beberapa kemungkinan penyebab demam pada anak adalah:

  • Infeksi saluran pernapasan yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri.
  • Infeksi dan radang pada telinga (otitis).
  • Infeksi dan radang pada amandel (tonsillitis).
  • Infeksi dan radang pada sinus (sinusitis).
  • Efek samping imunisasi tertentu.
  • Virus roseola.
  • Diare akibat makanan yang terkontaminasi kuman (gastroenteritis).
  • Infeksi ginjal.
  • Batuk rejan.
  • Disentri.
  • Tifus.
  • Cacar air.
  • Demam berdarah.
  • Malaria.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Infeksi dan radang pada paru-paru (pneumonia).
  • Infeksi dan radang pada selaput otak (meningitis).
  • Infeksi darah (septikemia).
  • Lingkungan yang panas.
  • Pakaian yang terlalu tebal atau berlapis-lapis.

Gejala Demam pada Anak

Demam pada anak terjadi ketika suhunya naik di atas kisaran normal, yaitu 36,5–37 derajat Celsius. Bergantung pada apa yang menyebabkan demam, tanda dan gejala lainnya yang dapat dirasakan anak saat mengalami gangguan ini, antara lain:

  • Mudah marah, rewel, dan lesu.
  • Nafsu makan menurun.
  • Menangis lebih sering.
  • Bernapas dengan cepat.
  • Kebiasan tidur atau makan mengalami perubahan.
  • Mengalami kejang.
  • Merasa lebih panas atau lebih dingin daripada orang lain di ruangan yang terasa nyaman.
  • Mengalami nyeri tubuh dan sakit kepala.
  • Tidur lebih lama atau mengalami kesulitan tidur.

Diagnosis 

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis demam pada anak adalah melakukan sentuhan pada dahi anak. Namun, cara ini tidak akan memberikan pengukuran yang akurat.

Cobalah untuk menggunakan termometer digital yang dapat benar-benar memastikan demam pada anak. Demam adalah saat suhu tubuh anak berada pada atau di atas salah satu dari indikator berikut ini:

  • Diukur secara oral (lewat mulut): 37,8 derajat Celsius.
  • Diukur secara rektal (lewat anus atau dubur): 38 derajat Celsius.
  • Diukur pada ketiak: 37,2 derajat Celsius.

Jika demam disertai dengan berbagai gejala lain, pemeriksaan oleh dokter diperlukan. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik pada anak, hingga pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan rontgen. Ini tergantung pada kondisi dan gejala yang dialami anak.

Komplikasi 

Pada kebanyakan kasus, demam pada anak dapat membaik dengan sendirinya. Namun, risiko komplikasi tetap ada. Misalnya pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, mungkin saja mengalami kejang akibat demam.

Kejang biasanya menimbulkan masalah berupa hilangnya kesadaran dan gemetar pada kedua sisi tubuh. Meskipun hal ini menimbulkan rasa khawatir bagi orangtua, tetapi sebagian besar kejang demam tidak menyebabkan efek yang bertahan lama. 

Beberapa komplikasi demam pada anak lainnya yang dapat terjadi, antara lain:

  • Dehidrasi berat.
  • Penurunan kesadaran atau halusinasi.
  • Penyakit serius yang tidak terdeteksi dan semakin memberat.

Pengobatan 

Untuk demam ringan, biasanya pengobatan tidak diperlukan. Kondisi ini cukup diatasi dengan perawatan rumahan, seperti:

  • Cukupi kebutuhan cairan anak, sehingga tidak dehidrasi.
  • Berikan obat penurun demam yang relatif aman untuk anak atau resep dokter sesuai dosis dan petunjuk pemakaian obat.
  • Jaga suhu ruangan agar tetap nyaman.
  • Gunakan pakaian yang tipis agar panas tubuh dapat keluar.
  • Periksa suhu tubuh anak secara teratur dengan menggunakan termometer.
  • Cukupi kebutuhan istirahat anak.
  • Kompres anak yang demam dengan air hangat.
  • Jaga agar anak tidak kedinginan atau kepanasan.
  • Berikan makanan yang mudah dicerna dan yang disukai anak.

Namun, pada kasus demam yang berat, dokter biasanya meresepkan obat penurun demam. Begitu pula jika demam disertai gejala penyakit lain, pengobatan akan dilakukan berdasarkan kondisi yang dialami.

Pencegahan 

Orangtua bisa mencegah demam pada anak dengan mengajarkan anak beberapa metode untuk menjaga kebersihan diri, antara lain:

  • Membiasakan mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah berada di dekat orang sakit.
  • Usahakan bawa hand sanitizer saat bepergian untuk berjaga-jaga bila tidak ada air dan sabun.
  • Biasakan selalu menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk.
  • Hindari menyentuh mulut, hidung, atau mata dengan tangan yang kotor.
  • Tidak berbagi alat makan dan minum dengan orang lain.

Kapan Harus ke Dokter?

Biasanya, anak tidak perlu dibawa ke dokter jika demam yang dialami ringan. Namun, penting untuk waspada dan segera membawa anak ke dokter jika anak:

  • Demam tinggi dengan suhu 40 derajat Celsius atau lebih.
  • Berusia di bawah 3 bulan dan demam tinggi.
  • Demam berlangsung lebih dari 72 jam (atau lebih dari 24 jam jika anak berusia di bawah 2 tahun).
  • Mengalami demam disertai gejala lain seperti leher kaku, tenggorokan sangat sakit, sakit telinga, ruam, atau sakit kepala parah.

    Normalkah anak tidur terus setelah sakit?

    Saat seorang anak mengalami sakit, seringkali memang anak menjadi lebih cepat lelah dan sering mengantuk. Sering mengantuk pada anak bisa jadi merupakan hal yang normal karena anak berada dalam masa penyembuhan dari sakit, namun bisa juga merupakan hal yang tidak normal.

    Anak tidur terus gejala apa?

    Keluhan anak tidur terus menerus dimana sebelumnya anak gemar bermain dan selalu aktif dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : Anak merasa lelah akibat kurang tidur atau tidur tidak berkualitas saat malam seperti sering terbangun, kurang terlelap. Kurang oksigen di dalam darah. Gula darah yang menurun.

    Kenapa bayi tidur terus setelah demam?

    Saat mengalami infeksi dan demam, tubuh anak seringnya terasa sangat tidak nyaman sehingga ia pun menjadi sulit tidur. Karenanya, jika demam dan infeksinya sudah reda, dan tubuh anak pun terasa membaik, maka bayi bisa merasa lebih nyaman juga untuk tidur lebih banyak.

    Kenapa badan lemas setelah demam?

    Badan lemas setelah sakit atau kelelahan pasca-virus mengacu pada rasa lelah dan lemah yang bertahan setelah seseorang melawan infeksi virus di tubuhnya. Kondisi ini dapat muncul setelah tubuh terkena infeksi umum, seperti flu. Ya, penyebab badan lemas setelah sakit umumnya dipicu oleh infeksi virus.