Sahabat Hermina, Di musim pancaroba ini, banyak anak yang batuk pilek ya Bunda. Lalu kapan harus di bawa ke rumah sakit? dan bagaimana cara tepat mengatasinya? Yuk simak tanya jawab seputar batuk pilek pada anak berikut ini bersama dr. Eka Sari Astuti, Sp.A!
Jawabannya : Bila gejala ringan, sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak obat-obatan. Istirahat cukup, makan minum yang bergizi, mengatur suhu ruangan yang nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, elevasi kepala saat tidur untuk mengurangi gejala hidung tersumbat, dll. Bila gejalanya mengganggu, maka bisa diberikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala, misalnya paracetamol untuk menurunkan demam atau sakit kepala, tetes salin atau dekongestan untuk mengurangi lendir hidung dan mengurangi gejala hidung tersumbat, pengencer lendir (mukolitik) dan lain sebagainya. Anak perlu dibawa ke dokter bila ada gejala ‘Alarm’ antara lain: Demam tinggi lebih dari 2 hari, atau demam sudah turun beberapa hari kemudian demam lagi, gejala tidak kunjung membaik bahkan makin parah, terdengar mengi atau nafas berbunyi seperti pada serangan asma, nafas cepat, nafsu makan turun, kurang aktif, anak tampak lemah, tidak mau menyusu pada bayi atau sakit telinga.
Jawabannya : Insidens batuk pilek ringan pada anak usia balita biasanya sekitar 5-7 episode per tahun dengan durasi sakit sekitar 7 -10 hari. Kita perlu waspada bila batuk pilek berlangsung lebih lama dan tidak kunjung sembuh. Terlebih bila batuk pilek disertai tanda Alarm yang sudah disebutkan di atas. (Batuk pilek disebut kronis bila durasi melebihi 14 hari).
Jawabannya : Nebu atau Nebulizer adalah salah satu teknik terapi inhalasi atau hirupan ke dalam saluran nafas. Nebulizer akan mengubah obat cairan menjadi aerosol atau partikel kecil yang masuk ke organ target saluran nafas, baik saluran nafas atas maupun saluran nafas bawah. Tujuan nebulizer: 1). Melebarkan saluran nafas atau mengurangi sesak nafas akibat menyempitnya saluran nafas misalnya pada asma. Jenis obat yang digunakan adalah bronchodilator yang bekerja melebarkan saluran nafas dan mengurangi sesak. 2). Mengurangi reaksi peradangan (inflamasi) pada saluran nafas. Jenis obat yang dipakai antara lain dari golongan steroid. 3). Mengencerkan lendir pada saluran nafas. Jenis obat yang digunakan adalah larutan saline hipertonik. Sehingga disini kunci utama adalah indikasi terapi dan pemilihan jenis obatnya. Hal ini biasanya tergantung dari keluhan dan pemeriksaan fisik pasien. Biasanya dokter akan membantu meresepkan dan memilihkan obat nebulizer yang akan dipakai di rumah.
Jawabannya : Terapi nebulizer memiliki beberapa tujuan/manfaat seperti disebutkan di atas. Pemilihan jenis obat dan juga frekuensi pemberian obat nebulizer sebaiknya disesuaikan dengan tujuan terapi. Biasanya dokter akan membantu meresepkan jenis obat nebulizer yang paling sesuai untuk kondisi anak. Tergantung pada jenis alatnya, nebulizer memerlukan volume minimal agar obat dalam bentuk cairan diubah menjadi aerosol atau partikel kecil yang dihirup ke saluran nafas dan mencapai oran targetnya. Biasanya alat nebulizer memerlukan minimal volume 4 ml. Volume obat yang kurang akan mempengaruhi delivery aerosol pada saluran nafas.
Jawabannya : Penggunaan nebulizer pada asma sangat efektif untuk mengurangi gejala nafas saat serangan asma dan dapat meminimalkan risiko efek samping obat.
Jawabannya : Dengan teknik yang benar, tindakan cuci hidung atau irigasi nasal (Nasal Saline Irrigation/NSI) aman dilakukan pada anak dan bermanfaat untuk mengencerkan lendir hidung dan mengurangi gejala hidung tersumbat. Mekanisme kerja NSI adalah membuang mediator penyebab reaksi radang, mengurangi produksi lendir dan memperbaiki kelembaban hidung. Yang perlu diperhatikan adalah kebersihan cairan dan alat yag digunakan untuk mencegah kontaminasi kuman.
Jawabannya : Bayi merupakan kelompok khusus karena memiliki risiko yang lebih tinggi karena sistem imun yang belum bekerja sempurna. Selain itu bayi dan anak memiliki anatomi saluran nafas yang berbeda dibandingkan dewasa. Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil dibanding dewasa (sekitar 1:5) sehingga lebih mudah terjadi sesak nafas yang bisa berakibat fatal. Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka bayi yang masih sangat kecil bila menunjukkan gejala batuk pilek sebaiknya dibawa ke dokter.
Jawabannya : Bapil (batuk pilek) atau istilah lainnya common cold merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari hidung tersumbat, bersin, produksi lendir di hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Biasanya gejalanya ringan, bersifat akut (berlangsung sekitar 7-10 hari) , disebabkan oleh virus dan bisa sembuh spontan bila daya tahan tubuh baik. Namun bila sistem imun kurang baik, common cold mungkin akan menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga (otitis media), asma, bronchitis atau pneumonia (radang paru). Common cold merupakan infeksi saluran bagian atas. Biasanya yang berpotensi serius adalah infeksi saluran nafas yang melibatkan saluran nafas bagian bawah (infeksi laring di area pita suara ke bawah sampai jaringan paru-paru). Jumlahnya sekitar 5% dari seluruh infeksi saluran nafas pada anak. Gejalanya akan lebih berat, antara lain nafas cepat, tarikan dinding dada yang menunjukkan sesak nafas.
Jawabannya : Obat batuk pilek yang masuk kategori obat bebas (yang bisa dibeli tanpa resep dokter) atau istilah lainnya OTD (Over The Counter), biasanya obat-obatan penghilang gejala seperti penurun panas, dekongestan, pengencer lendir, obat yang mengurangi refleks batuk dll. Obat-obat tersebut boleh langsung dibeli sendiri dengan memperhatikan aspek keamanannya, antara lain pemilihan obat yang tepat, rentang dosis sesuai yang dianjurkan dan efek samping yang minimal. Bila obat dibeli di apotek, apoteker bisa membantu memberikan informasi dan konseling agar obat digunakan secara aman, tepat dan rasional.
Jawabannya : Pilek (yang ditandai hidung tersumbat dan produksi lendir hidung) merupakan salah satu gejala pada sinusitis. Namun tidak hanya pilek, sinusitis biasanya menunjukkan gejala lain seperti nyeri pada wajah, ingus yang kental, post nasal drip (menumpuknya lendir kental di hidung atau tenggorokan yang pada anak menunjukkan gejala sering berdehem), anosmia/hiposmia (berkurangnya penciuman) dll. Pemeriksaan penunjang yang membantu menegakkan diagnosis sinusitis adalah Rontgen, CT Scan dan pemeriksaan mikrobiologi dari spesimen lendir hidung.
Jawabannya : Sering batuk pilek pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1) faktor paparan virus, 2) faktor daya tahan tubuh yang kurang baik, 3) faktor alergi, 4) faktor lingkungan (paparan asap rokok, debu, hewan piaraan, sirkulasi udara/paparan sinar matahari yang kurang sanitasi yang kurang baik), 5) faktor risiko penyakit (tonsilitis/amandel, asma). Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah batuk pilek berulang adalah memberikan makanan bergizi seimbang, memperbaiki lingkungan yang kurang baik, pola hidup bersih dan sehat seperti rajin mencuci tangan, cukup istirahat, pemberian suplemen vitamin dan vaksin tambahan.
Jawabannya : Mayoritas batuk pilek pada anak disebabkan oleh virus. Pemberian antibiotik dipertimbangkan untuk beberapa kondisi, antara lain: terjadinya infeksi sekunder bakteri seperti infeksi telinga, sinusitis dan radang paru (pneumonia) atau masa sakit yang sudah berlangsung lebih dari 10 hari tanpa perbaikan. Gejala batuk dan demam yang muncul kembali setelah batuk pilek sebelumnya bisa merupakan episode sakit yang baru atau masih dalam satu episode dengan batuk pilek sebelumnya. Pemeriksaan oleh dokter akan membantu sebagai dasar pemberian obat yang tepat.
Jawabannya : Saat batuk pilek, posisi elevasi kepala lebih tinggi akan membantu anak lebih mudah bernafas saat tidur, mengurangi batuk dan mengurangi gejala hidung tersumbat. Atur posisi tidur dengan bantal yang lebih tinggi atau dengan menambahkan satu bantal.
Jawabannya : Anak yang sakit ringan masih diperbolehkan mendapat imunisasi karena sakit ringan yang dialami anak tidak akan memengaruhi respons tubuh terhadap imunisasi. Kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1-2 minggu kemudian.
Jawabannya : Dengan memendeknya masa inkubasi virus Covid varian yang baru, test PCR bisa dilakukan segera setelah muncul gejala.
Jawabannya : Tanda bahaya (danger sign) yang perlu diperhatikan pada bayi/anak dengan batuk pilek antara lain tanda nafas cepat, kesulitan bernafas atau sesak nafas, anak tampak pucat dan lemah atau tidak mau menyusu pada bayi.
Jawabannya : Jantung dan paru adalah dua organ yang saling berkaitan. Jantung memompa darah ke paru-paru untuk oksigenasi, kemudian pembuluh darah membawa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Jika kemampuan jantung terganggu, maka akan menyebabkan kongesti atau bendungan pada paru sehingga paru akan menjadi lebih rentan dan lebih mudah terjadi batuk pilek.
Jawabannya : Mekanisme mengeluarkan lendir (mukus) di saluran pernapasan pada anak melalui menelan atau muntah pada bayi kecil. Demikian penjelasan yang dapat disampaikan mengenai kondisi seperti yang sudah disebutkan terkait Q&A batuk pilek pada anak. Apabila mengalami keluhan, sebaiknya si kecil segera periksakan ke Dokter Spesialis Anak RSU Hermina Solo ya. Untuk jadwal dapat dicek melalui website kami atau menghubungi 0821-3552-2454. |